Perhatian! Susah Buang Air Kecil Bisa Jadi Ciri Anak Alami Ganguan Ginjal
Raja Media (RM), Kesehatan - Kebanyak dari anak-anak yang terpapar gangguan ginjal itu mengalami susah buang air kecil.
Demikian diunkapkan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers di gedung Kementrian Kesehatan, Jakarta Selatan.
"Kemudian yang spesifik dari ginjal, mereka itu tidak bisa buang air kecil, dan hanya mengeluarkan urine sedikit," ujarnya.
Menkes mengatakan bahwa kebanyak dari anak yang terpapar gangguan ginjal itu mengalami susah buang air kecil.
Dengan adanya kasus tersebut, Budi berpesan kepada masyarakat untuk tidak panik dan jika ditemukannya gejala tersebut, segera untuk konsultasikan ke dokter terdekat agar bisa memberikan arahan secara medis.
"Cara yang paling gampang adalah konsultasi ke dokter terdekat dan sudah kita pastikan dokter tersebut paham dengan memberikan obat yang aman untuk pasien, dan nanti pasien akan diberikan arahan oleh dokter pasti secara medis,” ujarnya.
Budi menyampaikan, pihaknya akan membuka daftar obat-obatan sirup yang aman dikonsumsi kepada publik.
Hal ini menanggapi dugaan gangguan ginjal akut misterius (acute kidney injury atau AKI) pada anak-anak yang disebabkan oleh cemaran etilen glikol maupun dietilen glikol pada obat batuk maupun parasetamol sirup.
"Kita sudah setujui daftar obat yang akan kita buka adalah yang tidak ada pelarutnya,” jelas Budi.
Penyakit ini disebabkan oleh impurities atau cemaran dari pelarut yang namanya polietilen glikol.
Keputusan ini sudah disetujui oleh Gabungan Perusahaan (GP) Farmasi Indonesia, Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), ahli farmakologi, hingga Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Kata Budi, BPOM tengah menyisir puluhan ribu obat-obat sirup tersebut.
"BPOM nanti akan lihat dari sekian ribu atau sekian puluh ribu ini obat-obatan sirup, mana yang tidak ada polietilen glikol-nya. Itu nanti akan dibuka. Jadi harapan weekend ini," ujar Budi.
Sejauh ini Kemenkes RI mencatat ada 241 kasus gagal ginjal akut di Indonesia di 22 Provinsi.
Dari hasil penelitian itu, pihaknya menemukan temuan yaitu penyakit tersebut kebanyakan menyerang balita berumur di bawah 5 tahun dengan gejala yang bermacam-macam.
"Pertama kita lihat kejadian ini banyak menyerang terutama balita dibawah 5 tahun," jelas Budi.
Kemenkes menegaskan, bukan hanya obat cair dengan kandungan parasetamol yang diimbau untuk dihentikan penggunaannya, namun juga seluruh obat berbentuk cair atau sirup.
Hal tersbeut dikarenakan kasus gangguan ginjal akut misterius bukanlah karena bahan obat parasetamolnya, melainkan komponen pembentuk sirup.
Info Haji 4 hari yang lalu
Parlemen | 6 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu
Hukum | 4 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu
Opini | 3 hari yang lalu
Opini | 4 hari yang lalu
Hukum | 3 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu
Opini | 5 hari yang lalu