Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Haji Akbar dan Pelaksanaan Wukuf di Arafah Pasca Pandemi

Oleh: Dr. Fauzan, MA
Kamis, 07 Juli 2022 | 15:30 WIB
Jemaah Haji Indonesia menaiki bis yang akan mengantarkan ke padang Arafah untuk wukuf/Ist
Jemaah Haji Indonesia menaiki bis yang akan mengantarkan ke padang Arafah untuk wukuf/Ist

Raja Media (RM) - Seluruh ummat muslim dunia sangat menunggu kebijakan Kerajaan Saudi Arabia tentang pelaksanaan ibadah haji tahun 2022, termasuk Indonesia yang selalu memperoleh porsi terbanyak dalam pelaksanaan ibadah haji.

Dua tahun sebelumnya, Kerajaan Saudi Arabia tidak mengeluarkan kebijakan pelaksanaan haji untuk warga negara di dunia, dengan pertimbangan masih menguatnya pandemi Covid 19.

Ibadah haji sendiri disebut sebagai perjalanan spiritual dengan beragam aktifitas ibadah yang dilakukan para jamaah.

Bagi jamaah yang terjadwal ke Madinah, ibadah dilakukan mulai dari arbain atau 40 rokaat shalat wajib berjamaah di Masjid Nabawi, hingga aktifitas ibadah, seperti dzikir, dan khataman al-Quran.

Setelah sembilan hari di Madinah,  para jamaah diberangkatkan ke Makkah untuk melakukan ibadah di masjidil harom, tepatnya di tanah harom.

Perjalanan dilakukan selama kurang lebih tujuh jam, dengan memakai kain ihrom. Jadwal pertama mengambil miqot di Bir Ali, wilayah perbatasan antara Madinah-Makkah.

Para jamaah memulai miqot, sholat sunah ihrom, dan menunaikan niat umroh "wajib".

Para jamaah haji Indonesia biasanya mengambil proses haji tamattu, ketimbang haji qiron dan haji ifrod.

Haji tamattu' sendiri berarti mendahulukan umrah dari ibadah haji, yaitu memakai ihram dari miqot dengan niat umrah pada musim haji, setelah tahalul, memakai ihram lagi dengan niat haji pada hari Tarwiyah.

Bagi yang melaksanakan haji tamattu' diwajibkan membayar dam.

Haji Akbar dan Wuquf di Arafah

Wukuf di Padang ‘Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah itu merupakan puncak ritual ibadah haji di tanah suci dan menjadi salah satu rukun haji, yang menurut Rasulullah saw. bahwa “Haji itu adalah Wukuf di Padang Arafah”.

Wukuf sendiri merupakan rukun haji (selain thowaf ifadoh, sa'i, dan tahallul), pelaksanaannya wajib dilakukan dan tidak boleh dibadalkan (digantikan) oleh siapa pun.

Kata wukuf berasal dari kata Arab “wuquf” berasal dari kata waqafa berarti berhenti, yang dengan pesan moralnya mengajarkan manusia untuk sejenak meninggalkan aktivitas dunianya selama beberapa jam, yakni berhenti dari kegiatan apapun agar bisa melakukan perenungan jati diri, berdzikir dan berdoa selama tergelincirnya matahari hingga terbenamnya matahari, atau mulai habis dzuhur hingga waktu maghrib pada tanggal 9 Dzulhijah.  

Wukuf di Padang ‘Arafah, pada hakekatnya, adalah suatu usaha di mana secara fisik, tubuh jamaah haji berhenti di Padang ‘Arafah, lalu jiwa-spiritual mereka naik menemui Allah swt. Itulah hakekat wukuf di Padang ‘Arafah.

Wukuf di Padang ‘Arafah ini memberikan rasa keharuan dan menyadarkan mereka akan yaumul mahsyar, (pada saat itu) manusia diminta untuk mempertanggung jawabkan atas segala yang telah dikerjakannya di dunia.

Sudah seharusnya, saat di Padang ‘Arafah, manusia insaf dengan sesungguhnya akan betapa kecilnya dia dan betapa agungnya Allah, serta dirasakannya bahwa semua manusia sama dan sederajat di sisi Allah, sama-sama berpakaian putih-putih, memuji, berdoa, sambil mendekatkan diri kepada Allah rabbul alamin.

Pada hari hari Rabu, Kamis, dan Jumat tanggal 7,8,9 Dzulhijah 1443 H ummat Islam juga disunahkan untuk berpuasa.

Pelaksanaan haji tahun 2022 sudah secara resmi diumumkan pihak Kerajaan Saudi Arabia sebagai Haji Akbar atau Haji Agung. Istilah tersebut dipahami sebagai proses pelaksanaan haji yang istimewa.

Keistimewaannya lantaran prosesi wukuf di Arafah sebagai puncak haji jatuh pada 9 Zulhijah 1443 Hijriyah tepat di hari Jumat, 8 Juli 2022 yang diyakini ummat Islam sebagai sayyidul ayyam.

Para ulama menyebutkan banyak keistimewaan haji akbar, di antaranya: Ulama kalangan Syafiiyyah mengatakan: jika hari Arafah jatuh pada hari Jumat, maka seluruh yang berkumpul di padang Arafah akan langsung mendapat ampunan dari Allah tanpa perantara, dan bila (wukuf) di selain hari Jumat, maka ampunannya melalui perantara.

Artinya Allah memberikan ampunan orang yang berdosa (yang wukuf)  karena adanya orang baik (yang wukuf). (Kitab Mughni al-Muhtaj Jilid 1 halaman 497).

Kalangan Hanafiyyah menilai wukuf di Arafah bertepatan dengan hari Jumat memiliki keistimewaan 70 haji, dan diampuni setiap individu yang berkumpul di sana tanpa perantara.

Mereka berkata, hari paling mulia adalah hari arafah yang bertepatan dengan hari Jumat, ini lebih utama daripada 70 haji di hari selain Jumat. (kitab Hasyiah Ibn Abidin jilid 2 halaman 254).

Dengan kata lain, keistimewaan haji akbar tahun ini merupakan moment yang ditunggu seluruh jamaah haji di dunia.

Bersabar, bertawakkal kepada Allah SWT dan berdoa yang terbaik dan memohon ampun kepada Allah SWT, semoga perjalanan haji, wukuf di Arofah, berdiam sejenak (mabit) di Muzdalifah, untuk selanjutnya menuju Mina dan Melempar Batu (jamarot) aqobah, ula, dan wustho pada tanggal 10, 11, dan 12 Dzulhijah dapat berjalan dengan baik dan penuh barokah.

Dan pada akhirnya, para jamaah haji dapat memperoleh predikat haji mabrur.

Dr. Fauzan, MA
Dosen FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kabid Pendidikan IKALUIN Jakarta
rajamedia

Komentar: