Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Drama Juga

Oleh: Dahlan Iskan
Selasa, 23 Juli 2024 | 04:56 WIB
Sosok Kamala Harris calon Presiden di Pilpres AS gantikan Joe Biden.--Instagram @kamalaharris
Sosok Kamala Harris calon Presiden di Pilpres AS gantikan Joe Biden.--Instagram @kamalaharris

RAJAMEDIA.CO - Disway - YANG paling membuat Joe Biden lempar handuk adalah: tidak banyak lagi yang mau menyumbang untuk kampanyenya.

Sejak kalah debat capres lawan Donald Trump lalu, seruan agar Biden undur diri memang meluas.

 

Awalnya Biden bersikeras tetap nyapres. Tapi arus dana masuk turun drastis. Tanpa dana yang cukup tidak mungkin bisa menang.

 

Waktu terlalu mepet bagi siapa pun untuk menggantikan Biden. Pilpresnya tinggal tiga bulan lagi. Maka tidak ada pilihan lain bagi Demokrat kecuali memajukan Wakil Presiden Kamala Harris sebagai capres.

 

Sebenarnya ada tokoh Demokrat yang bisa mengalahkan Trump dengan lebih mudah: Michelle Obama. Istri Presiden Barack Obama.

 

Publik Amerika tahu kualitas Michelle. Juga menyukainyi. Tidak kalah hebat dengan Obama. Tapi Michelle tidak mau. Atau belum mau.

 

Dukungan untuk Kamala Harris pun terus mengalir. Nama-nama yang selama ini disebut sebagai pengganti Biden sudah mendukung Harris.

 

Bagi Demokrat kesadaran bahwa kali ini capresnya akan kalah sudah muncul. Maka fokus mereka saat ini seperti PDI-Perjuangan sebulan menjelang Pilpres: tidak lagi all out memenangkan Ganjar Pranowo tapi lebih fokus pada kemenangan para calon anggota legislatifnya. Saat itu mereka sudah tahu rating Ganjar-Mahfud terus menurun.

 

Maka fokus Demokrat Amerika juga lebih ke pemilihan anggota legislatif di sana. Capresnya boleh kalah. Seperti agak dilepas begitu saja. Namun, penguasaan atas DPR dan Senatnya harus lebih utama.

 

Trump lantas seperti di atas angin. Apalagi setelah peristiwa penembakan yang mengenai daun telinga kanannya itu. Popularitasnya berkibar-kibar: seperti pasti terpilih jadi presiden lagi.

 

Ada juga baiknya: perang di Ukraina akan ia hentikan di hari pertama kepresidenannya. Pun perang di Palestina. Dunia lebih aman. Ekonomi berputar.

 

Trump sudah buktikan selama jadi presiden yang lalu tidak ada perang di mana pun.

 

Pun soal Taiwan. Trump akan mengenakan biaya. Amerika tidak akan mau mengeluarkan uang untuk menjaga Taiwan. Taiwan sendiri yang harus bayar.

 

Demikian juga jaminan keamanan untuk Korsel dalam menghadapi ancaman Korut. Korsel harus bayar biaya satpamnya.

 

Tentu Kamala Harris juga istimewa. Kalau tidak mana mungkin dipilih untuk dijadikan cawapres Biden empat tahun lalu. Tinggal kita menunggu siapa yang akan menjadi cawapresnya.

 

Selama ini Harris nyaris tidak terdengar kiprahnya. Dia bisa jadi orang nomor dua yang sebenarnya. Dia pilih jadi bulan redup di depan matahari Biden.

 

Kini Harris didapuk jadi orang pertama. Tidak cukup waktu lagi untuk menyusun tim sendiri. Maka semua tim pemenangan Biden seperti otomatis menjadi tim pemenangan Harris.

 

Setidaknya orang tidak pernah melihat sisi buruk Kamala Harris.

 

Anak perempuan bawaan suaminyi pun tidak pernah menjadi setitik nila: Ella Rose Emhoff. Umur 25 tahun. Ranum-ranumnya seorang gadis. Tidak pernah bawa-bawa nama Wapres Kamala Harris, ibu tirinya.

 

Ella fokus pada karir pribadinya: sebagai model, desainer baju dan artis.

 

Gaya Ella berpakaian memang sering jadi omongan gadis-gadis di sana, tapi itu karena Ella memang punya karakter dalam mendesain baju. Bukan karena dia anak wapres.

 

Lihatlah baju yang dia kenakan saat menggandeng pacarnya: saya suka sekali dengan gaya itu –meski terasa geli saat melihat gaya pakaian pacarnya.

 


Anak Kamala Harris, Ella-Emhoff bersama pacarnya.--

 

Praktis tidak ada skandal apa pun di balik Kamala Harris. Jauh dari citra yang melekat pada Trump.

 

Untungnya publik Trump tetap mengelukannya meski terbukti bersalah di pengadilan dalam kasus esek-esek. Soal begituan tidak terlalu dipersoalkan di sana.

 

Drama Pilpres pun ternyata juga terjadi di Amerika. Bedanya drama itu tidak pakai aktor KPU dan MK.rajamedia

Komentar:
BERITA LAINNYA
Pengguntingan pita sebagai peresmian Gedung Labtek baru ITB oleh Datuk Low Tuck.-- [Disway]
Datuk ITB
Jumat, 22 November 2024
Foto-foto Wahyu Kokkang saat merawat ibunda yang ada di bukunya. [Disway]
Kokkang Ibunda
Kamis, 21 November 2024
Bersama Ign Harjito (jaket hitam). [Disway]
Bergodo Kebogiro
Rabu, 20 November 2024
Ilustrasi perjalanan Dahlan Iskan dari Hartford ke Chicago. [Disway]
Critical Parah
Selasa, 19 November 2024
Prasasti Iqra di Yale University. [Disway]
Tafsir Iqra
Senin, 18 November 2024
ersama para orang tua dan peserta yang mengikuti The World Scholar’s Cup Tournament of Champions. [Disway]
Medali Debat
Minggu, 17 November 2024