Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Sawit Digencet Eropa, DPR: Ayo Gas Biodiesel Buat Lawan Defisit BBM!

Laporan: Firman
Minggu, 13 April 2025 | 17:08 WIB
Wakil Ketua Komisi VII, Lamhot Sinaga. - Dok Humas DPR -
Wakil Ketua Komisi VII, Lamhot Sinaga. - Dok Humas DPR -

RAJAMEDIA.CO - Raja Media, Medan – Uni Eropa makin galak soal sawit. Lewat jurus baru bertajuk European Union Deforestation Regulation (EUDR) dan Renewable Energy Directive II, negara-negara Eropa kian mempersempit ruang gerak ekspor sawit Indonesia. 
 

Tapi DPR RI tak tinggal diam. Wakil Ketua Komisi VII, Lamhot Sinaga, punya jurus tandingan: Gaspol produksi turunan sawit buat biodiesel!
 

Lamhot menyebut, ekspor Crude Palm Oil (CPO) Indonesia ke Uni Eropa kini nyungsep tinggal 7 persen dari sebelumnya nyaris 80 persen. Tapi dia ogah panik. Justru inilah momentum untuk menyulap sawit jadi senjata pamungkas menghadapi defisit energi nasional.

 

“Publik tahunya sawit itu cuma buat goreng-goreng. Padahal bisa jadi biodiesel pengganti BBM. Di saat kita masih impor 1,4 juta barel per hari, kenapa nggak gasin aja sawit?” ketusnya usai rapat kerja di Medan, Kamis (11/4/2025).
 

 

BBM Impor Jebol APBN, Biodiesel Solusinya
 

Lamhot buka data: kebutuhan BBM nasional saat ini sekitar 2 juta barel per hari, sedangkan lifting migas nasional baru 600 ribu bpd. Sisanya? Ya impor! Akibatnya, APBN tekor sampai ratusan triliun cuma buat subsidi BBM.

 

“Kita bisa tekan impor dan jebolnya APBN kalau industri sawit diarahkan produksi turunan biodiesel. Ini bukan mimpi, tapi keniscayaan!” tandas politisi Golkar ini.
 

Bukan Cuma Energi, Sawit Juga Gizi
 

Tak hanya buat BBM, Lamhot juga menyebut produk turunan sawit bisa masuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah. Bahkan di Eropa seperti Belanda, suplemen dari sawit sudah jadi konsumsi harian.

 

“Di sana (Belanda) anak-anak dikasih suplemen dari sawit buat gizi harian. Umurnya juga panjang. Kenapa kita nggak lakukan yang sama?” cetus Lamhot.
 

Pertemuan di Medan ini juga dihadiri sejumlah stakeholder, dari PTPN IV, Kemenperin, GAPKI, GIMNI, hingga koperasi sawit. Semua satu suara: hadapi Eropa dengan produk turunan, bukan keluhan.rajamedia

Komentar: