Riyono Luruskan Isu “Beras Oplosan”: Jangan Buat Panik Publik!

RAJAMEDIA.CO - Jakarta, Parlemen - Isu “beras oplosan” kembali mencuat, tapi Anggota Komisi IV DPR RI Riyono menegaskan istilah tersebut tidak tepat digunakan.
- Anggota Komisi IV DPR RI Sebut Istilah “Beras Oplosan” Menyesatkan, Campuran Beras Justru Lazim dan Sah Selama Tidak Menipu Label -
Ia menyebut istilah "beras oplosan" terlalu bias, menyesatkan, dan membuat kesan negatif yang bisa memicu kepanikan publik.
“Yang ada itu beras yang tidak sesuai antara mutu dan label, bukan oplosan,” tegas Politisi PKS ini, Kamis (7/8/2025).
Menurutnya, pencampuran beras dari berbagai jenis dan kualitas—seperti beras premium, medium, hingga rendah—adalah praktik umum dalam industri perberasan. Campuran ini sah selama informasi pada label mencerminkan isi sebenarnya.
“Setiap jenis beras punya karakter. Ada yang pulen, keras, cocok untuk masakan tertentu. Campuran ini dibuat demi memenuhi selera pasar dan menyesuaikan harga,” ujar Riyono.
Ia juga menyayangkan narasi Satgas Pangan yang langsung menyebut semua beras campuran sebagai oplosan dan ilegal. Menurutnya, tindakan itu bisa merugikan pedagang serta memperparah fluktuasi harga beras.
“Kalau labelnya menyebut A, tapi isinya B, itu penipuan. Tapi kalau campurannya jelas dan sesuai label, kenapa harus ditarik dari pasaran?” imbuhnya.
Riyono juga mengingatkan pentingnya peran negara dalam mengendalikan peredaran beras nasional. Ia mendorong pemerintah menguasai setidaknya 50–60 persen distribusi beras agar dapat menjaga stabilitas harga dan pasokan.
“Sekarang saja bantuan pangan telat, harga beras melonjak dari Rp12.000 jadi Rp15.000. Ini tanda tata kelola belum ideal,” pungkasnya.
Opini | 3 hari yang lalu
Opini | 6 hari yang lalu
Keamanan | 6 hari yang lalu
Politik | 3 hari yang lalu
Parlemen | 6 hari yang lalu
Politik | 4 hari yang lalu
Ekbis | 5 hari yang lalu
Parlemen | 5 hari yang lalu
Parlemen | 2 hari yang lalu