Relawan IKALUIN-KMI 'Gerilya' Temui Penyintas Galodo yang Trauma dan Kehilangan Keluarga
RAJAMEDIA.CO - Sungai Laweh, Padang - Tim relawan kesehatan mental dari IKALUIN-KMI 'Mental Health Support' terus bergerak menjangkau penyintas bencana galodo (banjir bandang) yang masih mengalami trauma berat.
Dalam update harian Rabu (17/12/2025), relawan mendapati sejumlah kondisi memilukan, mulai dari korban yang tak bisa komunikasi dua arah karena trauma hingga anak-anak yang ketakutan mendengar suara gemuruh.
Relawan melakukan pendekatan secara 'bergerilya' untuk menemui para penyintas yang tidak tinggal di titik pengungsian terpusat.
"Calon penerima manfaat tersebar, tantangannya relawan harus mencari di mana lokasi mereka tinggal sementara ini," tulis laporan harian tim.

Kondisi Penyintas: dari Trauma Berat hingga yang Sudah Mulai Berdaya
Intervensi psikologis pertama difokuskan pada seorang perempuan bernama Hartati. Korban yang sempat tergulung lumpur dan diselamatkan oleh relawan ini mengalami kondisi cukup parah.
"Ybs tidak dapat komunikasi dua arah dikarenakan masih teringat kejadian," catat relawan.
Trauma ini diperberat oleh pengalaman tidak menyenangkan sebelumnya di lingkungannya. Proses pendampingan Hartati tidak bisa dilakukan hanya dalam satu pertemuan.
Di lokasi yang sama, empat anak-anak yang tidak mengalami langsung tetapi menyaksikan dan mendengar kejadian juga mendapat terapi psikososial. Relawan melakukan pendekatan dengan membacakan cerita dan mendongeng, lalu membiarkan anak-anak bercerita tentang pengalaman mereka.
Ada juga kisah haru dari dua ibu, Ibu Reza dan Ibu Reli, yang masing-masing kehilangan delapan anggota keluarganya dan rumahnya. Namun, keduanya menunjukkan kemajuan.
"Temuan ke 2 ibu tersebut sudah bisa regulasi emosi secara mandiri dan dapat diberdayakan untuk membantu penyintas yang lainnya," tulis laporan.
Mahasiswa Kehilangan Orang Tua dan Keluarga yang Berusaha Ikhlas
Kisah lain datang dari Ipil, seorang mahasiswa yang sedang belajar di Medan dan harus pulang karena rumah dan kedua orang tuanya dinyatakan hilang. Setelah intervensi, kondisi Ipil dilaporkan sudah lebih tenang dan mulai belajar menerima kenyataan.
Di daerah Koto Alam, relawan mendampingi satu keluarga yang selamat, namun satu anggota keluarganya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia (MD). Dari tiga orang yang selamat (satu anak 18 tahun dan dua dewasa), anak dan ibunya masih mengalami ketakutan saat mendengar suara gemuruh. Sang ayah sudah lebih stabil.
'"Mereka sudah ikhlas menerima kejadian ini dengan catatan perlu pendampingan selanjutnya," catat relawan.
Dua ibu lainnya, Ibu Iwet (saksi mata galodo) dan Ibu Ete (rumah hancur, sawah hilang), sudah menunjukkan kondisi yang lebih berdaya. Ibu Ete, meski cemas dengan masa depan, bersyukur seluruh keluarga intinya selamat dan emosinya sudah lebih stabil.
Tetap 'Bergerilya'
Tim relawan menginformasikan bahwa rencana untuk hari berikutnya adalah tetap 'bergerilya' mencari calon penerima manfaat lain yang masih tersebar.![]()
Pendidikan 6 hari yang lalu
Parlemen | 6 hari yang lalu
Daerah | 5 hari yang lalu
Daerah | 6 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Daerah | 6 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Nasional | 5 hari yang lalu
Ekbis | 5 hari yang lalu
Hukum | 6 hari yang lalu
