Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Puan Bicara Emansipasi di AS: Perempuan Jangan Cuma Jadi Penonton Dunia!

Laporan: Nazila Nur
Rabu, 11 Juni 2025 | 16:05 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani berbicara tentang emansipasi wanita saat menjadi keynote speaker dalam konferensi internasional di California State University (CSU), Sacramento, Amerika Serikat, Selasa (10/6). - Humas DPR -
Ketua DPR RI Puan Maharani berbicara tentang emansipasi wanita saat menjadi keynote speaker dalam konferensi internasional di California State University (CSU), Sacramento, Amerika Serikat, Selasa (10/6). - Humas DPR -

RAJAMEDIA.CO - Sacramento, Parlemen – Ketua DPR RI Puan Maharani kembali menyuarakan pentingnya kesetaraan gender di panggung dunia. Kali ini, panggungnya bukan di Senayan, tapi di jantung negeri Paman Sam. 
 

Puan menjadi keynote speaker dalam konferensi internasional di California State University (CSU), Sacramento, Amerika Serikat, Selasa (10/6).
 

Di forum bergengsi bertajuk ‘Role of Women in Strengthening Global Resilience and Advancing Diplomacy’, Puan mengingatkan dunia: perempuan bukan figuran, tapi tokoh utama dalam membangun peradaban global!
 

“Perempuan adalah separuh energi besar Indonesia. Mereka bukan hanya pelengkap, tapi penggerak,” kata Puan dengan penuh semangat, di hadapan peserta forum yang digelar di Black Honors College Conference Room, fasilitas utama kampus terbesar di Sacramento itu.
 

Separuh Dunia adalah Perempuan
 

Puan membeberkan data: lebih dari 49,7% penduduk dunia adalah perempuan. Di Indonesia, jumlahnya hampir setengah dari total 280 juta jiwa. Tapi, kata Puan, angka itu harusnya tak hanya jadi statistik. Harus jadi kekuatan perubahan.
 

Ia mencontohkan, di Indonesia, perempuan sudah menempati posisi penting: dari Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, hingga dirinya sendiri sebagai Ketua DPR perempuan pertama dalam 74 tahun sejarah republik ini.
 

“Partai politik wajib memenuhi 30% keterwakilan perempuan di parlemen. Ini amanat UU. Dan kita sudah buktikan, proporsi perempuan di DPR naik dari 17,3% ke 21,39%,” paparnya.
 

Perempuan Tak Boleh Diam
 

Namun, demokrasi tak otomatis menjamin hak perempuan. Puan menggarisbawahi pentingnya terus mendorong kesetaraan. 
 

“Kesetaraan gender bukan dominasi, tapi mencari titik temu peran laki-laki dan perempuan secara adil,” katanya.
 

Bagi Puan, perbedaan biologis tak boleh jadi alasan pembatasan sosial, politik, atau ekonomi. 
 

“Perempuan bisa jadi pemimpin, diplomat, peneliti, atlet, atau pengusaha. Yang penting, diberi ruang dan kesempatan setara,” tegasnya.
 

Dunia Krisis, Perempuan Bisa Jadi Kunci
 

Dalam konferensi yang didukung PBB ini, Puan tak hanya bicara gender. Ia juga menyinggung krisis global yang mengguncang dunia: dari perubahan iklim, resesi ekonomi, hingga dampak konflik bersenjata.
 

“Ilmu pengetahuan dan teknologi sudah canggih, tapi banyak masyarakat masih tertinggal. Ketimpangan makin terasa,” katanya prihatin.
 

Karena itu, Puan menyerukan pentingnya kerja sama antarbangsa. “Tak ada negara yang bisa selamat sendirian. Harus gotong royong global,” ucapnya.
 

Dan di titik ini, perempuan punya peran besar. “Perempuan punya cara pandang berbeda. Mereka bisa jadi agen perubahan dalam diplomasi, dalam kebijakan publik, dalam membangun dunia yang lebih adil,” sebut Puan.
 

Indonesia Suarakan Gender Equality di Forum Dunia
 

Di akhir pidatonya, Puan mengingatkan masih banyak hambatan sosial yang mengekang perempuan. Sebagai Ketua DPR, ia menegaskan komitmen Indonesia dalam forum-forum parlemen dunia seperti P20 dan pertemuan internasional lainnya.
 

“Kami akan terus menyuarakan kesetaraan gender. Perempuan harus maju, berdaya, dan tak lagi jadi penonton dalam panggung dunia,” pungkasnya.
 

🖋 Raja Media | Diplomasi Emansipasi
📍 Sacramento – Senayan, Juni 2025rajamedia

Komentar: