Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Presiden Prabowo Pecahkan Rekor 60 Tahun, Hadiri Langsung May Day di Monas

Laporan: Halim Dzul
Kamis, 01 Mei 2025 | 15:05 WIB
Presiden Prabowo Subianto pecahkan Rekor 60 Tahun, hadiri langsung May Day di Monas. - Foto: BPMI Setpres -
Presiden Prabowo Subianto pecahkan Rekor 60 Tahun, hadiri langsung May Day di Monas. - Foto: BPMI Setpres -

RAJAMEDIA.CO - RajaMedia, Jakarta - Sejarah terukir di Monas. Untuk pertama kalinya dalam 60 tahun terakhir, Presiden Republik Indonesia hadir langsung dalam peringatan Hari Buruh Internasional. 
 

Kamis (1/5), Presiden Prabowo Subianto menembus tradisi, membaur dengan massa, menyapa, dan menyuarakan komitmennya kepada para pekerja se-Indonesia.
 

Lebih dari 200 ribu buruh dari berbagai daerah memadati kawasan Monas sejak pagi. Suara yel-yel perjuangan, tabuhan musik, dan kibaran bendera serikat membuat langit Jakarta bergetar. 

 

Dan pukul 10.00 WIB, sang Kepala Negara hadir. Tidak lewat layar. Tidak lewat utusan. Tapi berdiri langsung di hadapan massa.

Presiden Turun Langsung, Buruh Sorak Gegap Gempita
 

Langkah Presiden Prabowo menuju panggung utama diiringi sorakan dan tepuk tangan para buruh. Ia menyalami, melambaikan tangan, menyapa massa. Gestur yang sederhana, tapi dalam konteks Hari Buruh — penuh makna politik dan empati.

 

“Selamat Hari Buruh Internasional, May Day! Saya minta bantuanmu, dukunganmu, untuk menyelamatkan kekayaan rakyat. Kekayaan negara harus dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia,” ucap Presiden lantang.
 

Pesan Tegas: Negara Hadir untuk Buruh
 

Prabowo tidak berbasa-basi. Dalam pidatonya, ia menekankan dua hal: perlindungan buruh dan penegakan hukum atas perampok kekayaan negara.

 

“Saya akan tegakkan hukum. Mereka yang mencuri kekayaan negara akan saya tindak. Itu sumpah saya di hadapan Tuhan.”
 

Massa bersorak. Beberapa bahkan meneteskan air mata. Di tengah derasnya isu ketimpangan dan ketidakadilan, ucapan itu disambut sebagai sinyal perubahan.
 

May Day Jadi Titik Balik Relasi Pemerintah dan Buruh?
 

Hadir pula jajaran elite nasional: Ketua DPR Puan Maharani, Ketua MPR Ahmad Muzani, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit, dan para menteri Kabinet Merah Putih. Dari sisi buruh, tokoh-tokoh besar seperti Said Iqbal, Andi Gani, Jumhur Hidayat, hingga Shoya Yoshida ikut menyemarakkan.
 

Semua bersatu. Di bawah matahari Jakarta, Hari Buruh 2025 menjadi simbol persatuan: antara pemimpin, parlemen, dan pekerja.

 

May Day bukan lagi seremoni tahunan. Di era Prabowo, May Day jadi panggung perubahan — di mana pemimpin turun ke jalan, dan rakyat kembali percaya bahwa negara berpihak.rajamedia

Komentar: