Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Kasus Inses Abang-Adik hingga Grup FB 'Fantasi Sedarah' Harus Jadi Perhatian Bersama

Laporan: Zulhidayat Siregar
Selasa, 20 Mei 2025 | 19:52 WIB
Anggota DPD RI KH Muhammad Nuh
Anggota DPD RI KH Muhammad Nuh

RAJAMEDIA.CO -  Jakarta, Hukum – Masih segar dalam ingatan publik atas terungkapnya kasus hubungan sedarah atau inses antara abang-adik di Medan dua pekan lalu, masyarakat kemudian digegerkan dengan keberadaan sebuah grup Facebook bernama "Fantasi Sedarah" yang memuat konten berisi ketertarikan seksual dengan sesama anggota keluarga sendiri.

 

Anggota DPD RI KH Muhammad Nuh merasa miris dan menyesalkan atas fenomena praktik penyimpangan seksual tersebut. Dia menegaskan hal itu tidak lepas dari merebaknya situs-situs dan platfrom media sosial yang memuat konten pornografi.

 

"Ini kan akibat dari tidak terkontrolnya media sosial yang isinya juga macam-macam. Meskipun Kominfo (kini Komdigi) menyatakan sudah sekian banyak (situs pornografi) diblokir, tapi tetap saja bisa diakses," ujarnya kepada Raja Media Network Selasa (20/5/2025).

 

Karena itu, dia mendorong pemerintah untuk teras gencar menutup berbagai situs negatif termasuk yang memuat pornografi. Sejalan dengan itu Pemerintah juga harus senantiasa mengingatkan pengelola platform medsos agar benar-benar mencegah pemuatan konten-konten yang meresahkan tersebut. "Perlu diingatkan," katanya menekankan.

 

Di samping itu, yang tidak kalah penting menurut tokoh agama yang juga pendidik ini, perlu keterlibatan semua elemen untuk terlibat memberikan pemahaman kepada masyarakat agar menghindari praktik terlarang tersebut. Dia pun mengajak untuk bekerja sama.

 

"Saya pikir ini tanggung jawab bersama. Yang pertama tentu saja pemerintah sebagai penaung bagi semua warga. Yang kedua tokoh-tokoh masyarakat, pendidik," papar senator dari dapil Sumatera Utara ini.

 

Terlebih, katanya melanjutkan, pentingnya fungsi keluarga sebagaimana mestinya harus gencar ditanamkan kepada masyarakat. Terutama nilai-nilai agama harus ditumbuhkan dalam keluarga.

 

"Keluarga perlu dikembalikan fungsinya sebagai pendidik pertama dalam kehidupan ini dan mengokohkan eksistensinya. Jangan sampai orang tua seperti tidak bisa berbuat apa-apa di hadapan anak-anaknya," ucapnya.

 

"Kembali kepada nilai-nilai lah, terutama nilai-nilai agama. Saya pikir tanggung jawab ini yang perlu kita tumbuhkan. Mudah-mudahan secara bertahap, peristiwa-peristiwa seperti ini tidak terulang kembali," demikian KH Muhammad Nuh.

 

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kasus hubungan antara abang-adik di Medan ini mencuat setelah keduanya terungkap sebagai pihak yang mengirimkan jenazah bayi hasil inses mereka ke sebuah masjid dekat area pemakaman lewat ojek online. Pihak kepolisian pun telah menangkap keduanya.

 

Sementara terkait keberadaan grup Facebook bernama "Fantasi Sedarah" yang memiliki ribuan anggota, telah diblokir Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

 

Dirjen Pengawasan Ruang Digital Kementerian Komdigi Alexander Sabar, Sabtu (17/5/2025), mengatakan pihaknya juga telah memblokir 30 link yang berafiliasi dengan grup "Fantasi Sedarah" dengan berkoordinasi dengan pihak Meta, induk perusahaan Facebook. Termasuk melibatkan Kepolisian untuk menelusuri akun dan aktivitas grup tersebut.

 

Sejalan dengan itu, Menteri Komdigi Meutya Hafid juga memerintahkan platform membersihkan konten negatif, dari konten porno hingga judi online.

 

"Kemkomdigi telah berulang kali meminta industri platforms juga proaktif membersihkan 'rumahnya' sendiri dari konten-konten, baik itu pornografi, judol, trafficking, dan lain-lain. Terkhusus kepada anak sesuai dengan aturan perundangan yang berlaku di RI," kata Meutya.

 

Karena, seperti dijelaskan Alexander Sabar, platform yang tidak patuh akan diberi teguran hingga sanksi. Hal tersebut sesuai aturan yang tercantum dalam Sistem Kepatuhan Moderasi Konten (SAMAN) Komdigi.rajamedia

Komentar: