Hasan Nasbi, Jubir Dua Presiden yang Tumbang karena Kepala Babi!

RAJAMEDIA.CO - Raja Media, Jakarta — Hasan Nasbi resmi mundur dari jabatan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Selasa (29/4). Namanya tenar di jagat politik—dari relawan Jokowi, naik jadi elite Istana, hingga akhirnya tumbang karena candaan yang salah tempat.
Redaksi merangkum lima fakta panas perjalanan Hasan Nasbi yang penuh manuver dan kontroversi.
Dari Relawan Jokowi hingga Teman Ahok
Hasan memulai langkah politiknya sebagai loyalis Jokowi. Di Pilpres 2014 dan 2019, ia masuk barisan depan pendukung. Di Pilkada DKI 2017, ia turut menggerakkan “Teman Ahok”—meski akhirnya gagal mengantar Ahok dua periode.
Namanya mulai akrab di ruang-ruang relawan dan tim sukses.
Beralih ke Prabowo Setelah Dapat Restu Jokowi
Menjelang Pilpres 2024, Hasan mengejutkan banyak pihak. Ia “menyebrang” ke kubu Prabowo-Gibran, setelah—katanya—minta restu dari Jokowi. Dari juru bicara TKN, ia meluncur ke Istana sebagai Kepala PCO pada 19 Agustus 2024.
Posisi barunya tak biasa. Ia bukan sekadar jubir presiden. Ia mengoordinasi seluruh komunikasi strategis pemerintah.
Dipercaya Jokowi, Dipertahankan Prabowo
Setelah Prabowo dilantik sebagai Presiden RI pada Oktober 2024, Hasan tidak dicopot. Malah dipertahankan.
Ini semacam “bukti cinta” lintas rezim: dari Jokowi ke Prabowo. Hasan Nasbi seperti jembatan komunikasi dua kekuasaan. Tapi jembatan itu akhirnya runtuh.
Komentar “Masak Saja” yang Meruntuhkan Karier
Karier Hasan hancur bukan karena strategi, tapi karena kalimat. Saat jurnalis Tempo diteror dengan kiriman kepala babi, Hasan justru menanggapinya dengan gurauan:
“Masak saja.”
Publik murka. Dunia pers berontak. Presiden Prabowo pun tak membela:
“Ucapan itu teledor. Keliru. Saya kira beliau menyesal.”
Mundur Perlahan, Digantikan Prasetyo Hadi
Hasan mundur diam-diam. Suratnya masuk 21 April 2025. Ia pamit penuh basa-basi, meminta maaf kepada Presiden dan siap bantu transisi.
Tak lama, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi ditunjuk menggantikan peran jubir. Istana berganti wajah.
Dari Ahok ke Prabowo: Naluri Politik yang Liar
Hasan Nasbi adalah contoh nyata: bagaimana relawan bisa naik ke ring satu kekuasaan, lalu jatuh karena satu komentar yang gagal kontrol. Ia bicara dua bahasa politik: Jokowi dan Prabowo—dan keduanya sempat mempercayainya.
Tapi kepercayaan itu rapuh. Komunikasi politik bukan hanya soal strategi, tapi empati. Dan Hasan terperosok di situ.
Opini | 4 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu
Daerah | 6 hari yang lalu
Hukum | 6 hari yang lalu
Gaya Hidup | 23 jam yang lalu
Info Haji | 4 hari yang lalu
Hukum | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Hukum | 5 hari yang lalu