Halal Bihalal IKALUIN '97: Ketika Bahagia Punya Agenda

RAJAMEDIA.CO - Raja Media, Ciputat - Sabtu sore yang penuh kehangatan, (19/4/2025), halaman rumah di Perumahan Kedaung, Ciputat, Tangerang Selatan mendadak ramai.
Tawa, peluk, dan saling sapa mewarnai suasana. Bukan sekadar nostalgia, inilah Halal Bihalal Ikatan Alumni UIN Jakarta Angkatan 1997 (IKALUIN Jakarta '97) yang mengusung tema "Bahagia" — kata sederhana dengan makna mendalam.
Acara berlangsung di kediaman Ketua Umum IKALUIN Jakarta '97, Hena Rustiana yang sekaligus menjadi tuan rumah.
Tapi jangan bayangkan ini hanya ajang temu kangen. Di balik suasana guyub dan foto-foto penuh kenangan, tersimpan tekad untuk bergerak lebih jauh: dari reuni menjadi aksi.

Lebaran, Tapi Bukan Sekadar Peluk Rindu
Dari alumni yang kini menjabat dosen, ibu wakil gubernur, ibu wakil wali kota, kepala dinas, pengusaha, wartawan, pejabat kementerian, anggota dewan RI dan daerah, hingga aktivis sosial — semua melebur dalam canda dan kisah klasik era kampus. Tapi satu hal yang menyatukan: semangat untuk berbuat nyata bagi sesama.
“Ini bukan cuma soal kangen-kangenan. Kita punya tanggung jawab sosial, terutama kepada teman-teman yang kurang beruntung dan adik-adik yatim alumni 97. Itu komitmen kita,” ujar Ketua Umum IKALUIN Jakarta '97 Hena membuka forum diskusi santai sore itu.
Santunan Jadi Tradisi, Kolaborasi Jadi Arah Baru
Salah satu poin penting yang digariskan: santunan untuk anak yatim alumni '97 harus jadi kegiatan rutin. Bukan hanya saat Lebaran, tapi juga program berkelanjutan sepanjang tahun.
Tak hanya itu, dibahas juga agenda sosial lanjutan seperti:
✔️ Bantuan pendidikan untuk anak alumni
✔️ Pendampingan usaha mikro
✔️ Program "kerja bareng alumni" lintas sektor
✔️ Peta potensi alumni di semua bidang
Sinkronisasi bidang kerja menjadi isu sentral. Terdata, alumni 97 kini tersebar di banyak posisi strategis. Kesamaan nasib dan kisah masa lalu kini ditransformasi jadi kekuatan kolektif yang saling menopang.

Silaturahmi, Tapi Bergerak dan Berdampak
Ruang tamu berubah jadi ruang diskusi, halaman belakang jadi panggung solidaritas. Suara anak-anak alumni bermain di sudut rumah menyiratkan bahwa ini bukan sekadar reuni—ini pondasi untuk masa depan.
“Dari Ciputat kita memulai. Jangan biarkan jaringan alumni ini hanya jadi grup WhatsApp. Kita harus hadir di tengah masyarakat, di mana pun kita berada,” ujar salah satu peserta yang kini aktif di bidang pemberdayaan desa.
Catatan penulis:
Banyak reuni alumni hanya berakhir dengan foto-foto dan nostalgia yang cepat basi. Tapi tidak dengan IKALUIN Jakarta '97. Mereka menjadikan silaturahmi sebagai bahan bakar gerakan sosial.
Dari Ciputat, lahir gagasan. Dari Kedaung, terbit harapan.
Bahagia bukan hanya tentang diri sendiri, tapi ketika kita bergerak bersama untuk orang lain.
IKALUIN Jakarta 97: Sekali sahabat, tetap sahabat. Tapi kali ini, lebih dari itu — mitra perubahan.
*Penulis: Pimpinan Redaksi dan Penanggung Jawab Raja Media Network (RMN), IKALUIN 97
Pendidikan | 4 hari yang lalu
Opini | 4 hari yang lalu
Politik | 5 hari yang lalu
Parlemen | 4 hari yang lalu
Nasional | 3 hari yang lalu
Politik | 2 hari yang lalu
Opini | 5 hari yang lalu
Info Haji | 3 hari yang lalu
Politik | 2 hari yang lalu