Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Fenomena “Rojali” Merebak di Mal, Anis Byarwati: Gejala Melemahnya Daya Beli Rakyat!

Laporan: Firman
Selasa, 29 Juli 2025 | 20:45 WIB
Anggota Komisi XI DPR RI, Anis Byarwati - Humas DPR -
Anggota Komisi XI DPR RI, Anis Byarwati - Humas DPR -

RAJAMEDIA.CO - Jakarta, Ekonomi — Fenomena Rojali alias rombongan jarang beli tengah merebak di berbagai pusat perbelanjaan. Mal tetap ramai, tapi yang belanja cuma segelintir. Sisanya cuma lihat-lihat. Legislator PKS Anis Byarwati angkat bicara: ini bukan sekadar tren, tapi cermin tekanan ekonomi yang nyata.
 

"Kalau daya beli melemah, orang tetap ke mal. Tapi bukan untuk belanja, melainkan untuk ngadem, hiburan, atau cari promo. Belanjanya? Nanti, lewat online," ujar Anis, Anggota Komisi XI DPR RI dari Dapil Jakarta Timur, Senin (28/7/2025).
 

Menurut Anis, pergeseran perilaku konsumen ini makin nyata. Platform e-commerce makin menjamur. Mal tak lagi jadi tempat utama bertransaksi, tapi showroom dadakan untuk membandingkan harga dan mencoba barang sebelum checkout via HP.
 

Showroom Gratis di Mal
 

"Banyak yang datang ke mal hanya untuk melihat dan mencoba produk. Tapi beli-nya di e-commerce karena lebih murah, lebih banyak promo," kata Ketua Bidang Perempuan dan Keluarga (BIPEKA) DPP PKS ini.
 

Anis menyebut kondisi ini sebagai alarm bagi pelaku ritel. Mal kini bersaing bukan hanya dengan toko sebelah, tapi dengan layar ponsel di genggaman.
 

Mal Jadi Taman Kota
 

Konsep mal juga bergeser. Dulu tempat jual-beli, sekarang berubah jadi ruang publik multifungsi.
 

"Mal kini jadi tempat hiburan keluarga, makan bersama, bahkan tempat main anak. Transaksi justru tak lagi jadi prioritas utama," jelasnya.
 

Strategi Baru Diperlukan
 

Anis menegaskan, pelaku industri ritel dan pengelola mal tak bisa diam. Harus berinovasi. Tak bisa lagi hanya mengandalkan diskon dan tenant besar.
 

"Yang dibutuhkan adalah experience. Pengunjung harus diberi pengalaman unik, menarik, dan relevan. Bukan cuma sekadar lihat-lihat," tutupnya.
 

Rojali bukan sekadar istilah lucu. Tapi sinyal pergeseran besar dalam peta konsumsi rakyat. Siapkah pelaku usaha beradaptasi?rajamedia

Komentar: