Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Evita Semprot Tambang di Raja Ampat: Jangan Cuma Gertak Sambal, Pak Prabowo!

Laporan: Firman
Rabu, 11 Juni 2025 | 22:28 WIB
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Evita Nursanty - Humas DPR -
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Evita Nursanty - Humas DPR -

RAJAMEDIA.CO - Jakarta, Parlemen - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Evita Nursanty, menyambut baik langkah Presiden Prabowo Subianto yang mencabut izin empat perusahaan tambang nakal di Raja Ampat. 

 

Tapi, politikus PDI Perjuangan itu ngingetin pemerintah supaya jangan cuma tegas pas lagi ramai-ramainya doang.
 

"Jangan sampai nanti kalau sudah reda, aktivitas tambang jalan lagi," ketus Evita, Rabu (10/6).
 

Empat Dicabut, Satu Lolos
 

Seperti diketahui, Presiden Prabowo mencabut IUP empat perusahaan tambang di pulau-pulau kecil Raja Ampat, Papua Barat Daya:

 

1. PT Anugerah Surya Pratama
2. PT Nurham
3. PT Mulia Raymond Perkasa
4. PT Kawei Sejahtera Mining
 

Satu perusahaan, PT GAG Nikel, masih lolos. Alasannya, perusahaan ini dianggap patuh terhadap aturan lingkungan dan tata kelola limbah berdasarkan Amdal. Tapi Evita nggak mau kecolongan, dia minta pengawasan tetap diperketat.
 

Tambang Hantam Geopark & Konservasi
 

Evita juga menyoroti aktivitas tambang yang sudah sempat buka lahan. Ia minta ada pertanggungjawaban dan penghijauan kembali atas kerusakan yang terjadi, terutama di kawasan konservasi dan geopark yang semestinya dilindungi.
 

"Perusahaan harus bertanggung jawab untuk mengembalikan wilayah itu seperti sedia kala," tegasnya.
 

Jangan Ngotot Hilirisasi, Lupa Ekosistem
 

Evita juga menyentil keras pendekatan pemerintah yang getol memaksakan hilirisasi, tapi ngabaikan potensi kerusakan jangka panjang.
 

“Kita jualan hilirisasi di forum internasional, tapi malah tambang di tempat yang harusnya dijaga mati-matian. Ini bukan cuma kelalaian, ini langkah ngawur,” ucapnya.
 

500 Hektare Lenyap, Pariwisata Babak Belur
 

Data dari Greenpeace menyebut lebih dari 500 hektare hutan khas Raja Ampat sudah dibabat habis. Evita bilang, ini bukan cuma persoalan lingkungan, tapi juga ancaman nyata terhadap masa depan pariwisata kelas dunia yang sudah terbukti ngasih makan rakyat.
 

“Raja Ampat itu brand internasional. Nilainya jauh lebih tinggi ketimbang ekspor feronikel,” cetusnya.
 

PAD Rp 7 Miliar di Tengah Pandemi
 

Evita ngingetin, pada 2020 lalu, pariwisata Raja Ampat nyumbang 15% dari PAD, senilai lebih dari Rp 7 miliar, meski di tengah pandemi. Dia khawatir semua ini dikorbankan demi segelintir keuntungan dari tambang.
 

“Kalau jujur dihitung, sektor pariwisata jauh lebih berkah buat rakyat. Jangan sampai itu semua dikorbankan demi proyek tambang yang hanya untungkan segelintir orang,” tandas Evita.rajamedia

Komentar: