DPR RI Dorong Transisi Energi dan Mitigasi Iklim di Sidang OECD Parliamentary Network
![DPR RI Dorong Transisi Energi dan Mitigasi Iklim di Sidang OECD Parliamentary Network Wakil Ketua BKSAP DPR RI Bramantyo Suwondo (dua dari kanan), saat menghadiri Sidang OECD Parliamentary Network di Paris, Perancis, pada Rabu (5/2/2025). [Foto: Ist/Dok DPR RI]](https://rajamedia.co/storage/001/2025/02/dpr-ri-dorong-transisi-energi-dan-mitigasi-iklim-di-sidang-oecd-parliamentary-network-08022025-121137.jpg)
RAJAMEDIA.CO - Paris, 8 Februari 2025 – DPR RI melalui Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) turut berpartisipasi dalam Sidang OECD Parliamentary Network yang digelar di Paris, Prancis, pada Rabu (5/2/2025).
Dalam pertemuan ini, Wakil Ketua BKSAP DPR RI Bramantyo Suwondo menekankan komitmen Indonesia dalam mitigasi perubahan iklim dan transisi menuju net-zero emisi.
"Investasi dalam energi terbarukan dan peralihan dari bahan bakar fosil adalah strategi utama yang harus diterapkan untuk mengatasi perubahan iklim sekaligus mendukung pertumbuhan sosial-ekonomi," ujar Bramantyo dalam keterangan resminya, dikutip Sabtu (8/2).
Target Ambisius Indonesia dalam Pengurangan Emisi
Dalam pernyataannya, Bramantyo menyoroti target ambisius Indonesia dalam pengurangan emisi gas rumah kaca, yakni:
- 31,89 persen dalam skema Enhanced Nationally Determined Contribution (NDC) secara mandiri.
- 43,20 persen dengan tambahan dukungan internasional.
Indonesia juga telah menargetkan 23 persen campuran energi terbarukan pada tahun 2025 serta telah menyepakati Rancangan Undang-Undang (RUU) Energi Baru dan Terbarukan sebagai RUU Inisiatif Parlemen untuk mempercepat transisi energi.
Untuk mencapai target tersebut, Indonesia memerlukan:
- Pembangunan pembangkit listrik hijau hingga 8.224,1 Megawatt (MW).
- Investasi sekitar Rp216 triliun.
- Total kebutuhan pendanaan lebih dari 1 triliun USD untuk mencapai emisi nol bersih pada 2060.
Potensi Energi Terbarukan Indonesia
Bramantyo juga menyoroti potensi besar energi terbarukan Indonesia yang mencapai 3.687 Gigawatt, dengan sumber utama dari:
- Energi surya (terbesar di Nusa Tenggara Timur, Riau, dan Sumatera Selatan).
- Angin, hidro, bioenergi, geotermal, dan energi laut.
- Peran OECD dalam Investasi Iklim dan Energi
Dalam forum OECD, Bramantyo menekankan pentingnya kerja sama internasional untuk mencapai target iklim global. Menurutnya, OECD harus menjadi platform utama dalam memastikan investasi untuk perubahan iklim, termasuk realisasi investasi 300 miliar USD per tahun pada 2035 untuk negara berkembang.
"Kerja sama internasional yang berlandaskan prinsip tanggung jawab bersama, namun dibedakan berdasarkan kemampuan masing-masing negara, adalah kunci dalam mitigasi perubahan iklim," tegasnya.
DPR RI juga membuka peluang kerja sama melalui OECD dalam sektor-sektor strategis seperti:
Energi terbarukan.
- Pengembangan mineral kritis berkelanjutan.
- Transportasi hijau.
- Ekosistem baterai kendaraan listrik.
Komitmen Indonesia Menuju Masa Depan Berkelanjutan
Dengan langkah-langkah konkret dan kerja sama yang solid, Indonesia berkomitmen untuk terus mengupayakan transisi energi yang berkelanjutan guna mencapai emisi nol bersih pada 2060.
DPR RI berharap kolaborasi global melalui OECD dapat mempercepat investasi hijau demi masa depan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Politik 3 hari yang lalu
![Presiden LIRA Andi Syafrani dengan Gubernur Lemhanas RI Tb Ace Hasan Syadzili. [Foto: Ist/RMN]](https://rajamedia.co/storage/001/2025/02/lira-kunjungi-lemhannas-bahas-pendidikan-kebangsaan-hingga-pesan-prabowo-18022025-155230.jpg)
Gaya Hidup | 4 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Hukum | 6 hari yang lalu
Politik | 2 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Daerah | 6 hari yang lalu
Politik | 3 hari yang lalu
Kesehatan | 4 hari yang lalu