Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Bahas Potensi Devisa Besar Haji dan Umroh, Menag Gelar Pertemuan Dengan Menkeu

Laporan: Tim Redaksi
Jumat, 17 Mei 2024 | 20:04 WIB
Menteri Agama  Yaqut Cholil Qoumas memberikan keterangan pers usai pertemuan dengan Menkeu Sri Mulyani. (Foto: Dok Kemenag)
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memberikan keterangan pers usai pertemuan dengan Menkeu Sri Mulyani. (Foto: Dok Kemenag)

RAJAMEDIA.CO - Jakarta - Pemerintah Indonesia memiliki potensi devisa yang besar melalui haji dan umrah.

Pernyataan itu disampaikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat menjawab pertanyaan wartawan usai bertemu dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani, di Gedung Kementerian Keuangan, Jumat (17/5).

Pertemuan dua menteri ini membahas ekosistem ekonomi haji dan umrah di Indonesia.

"Rata-rata per-tahun warga Indonesia yang melakukan ibadah umrah ada 1,5 juta orang, dan yang melakukan ibadah haji ada 241.000 orang. Dari situ kita bisa lihat berapa devisa yang kita bawa ke sana, tapi belum ada yang kembali ke Indonesia,” ujar Menag Yaqut.

Pria yang akrab disapa Gus Men ini menyebut, potensi devisa ini bisa mencapai sekitar 200 triliun rupiah per tahun. Namun, selama ini dana tersebut belum banyak yang kembali ke Indonesia karena adanya perbedaan aturan antara Indonesia dan Arab Saudi.

Sebab itu, Gus Men menuturkan untuk terus melakukan penyesuaian dan penyelarasan peraturan investasi yang ada di Arab Saudi dengan hal-hal yang bisa dilakukan pemerintah Indonesia. Hal tersebut adalah alasan dari mengapa belum ada devisa yang kembali ke Indonesia.

"Tadi ada beberapa solusi dari Bu Menkeu dan kita akan coba. Tapi saya belum berani bicara karena kita harus cek dulu. Ada beberapa solusi yang akan kita uji di lapangan seperti apa,” demikian tutup Gus Men melansir laman Kemenag.

Dalam pertemuan tersebut turut hadur, Staf Khusus Menteri Agama Bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo, Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Heru Pambudi, dan Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo.rajamedia

Komentar: