Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Apa Itu Masyrakat Madani 'Muhammaadiyah', Ini Penjelasan Haedar Nashir

Laporan: Halim Dzul
Rabu, 16 April 2025 | 22:32 WIB
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir. - Dok Muhammadiyah -
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir. - Dok Muhammadiyah -

RAJAMEDIA.CO - Raja Media, Yogyakarta – Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, buka-bukaan soal posisi Muhammadiyah dalam konstelasi sosial-politik nasional. 
 

Dalam keterangannya di Kantor PP Muhammadiyah, Rabu (16/4), Haedar menyebut Muhammadiyah bukanlah civil society dalam pengertian Barat. Paradigmanya beda jauh. Muhammadiyah itu masyarakat madani, bukan gerakan oposisi melulu.
 

“Muhammadiyah ini tidak identik dengan konsep masyarakat sipil Barat. Paradigmanya Islam, dan lebih cocok disebut masyarakat madani,” ujar Haedar.
 

Muhammadiyah Bergerak dengan Risalah Islam
 

Menurut Haedar, civil society tumbuh di Eropa sebagai bentuk perlawanan terhadap negara otoriter. Lahirlah gerakan pro demokrasi, HAM, dan pluralisme yang berpijak pada liberalisme dan humanisme sekuler. 

 

Sementara Muhammadiyah sejak awal berdiri berdasarkan nilai-nilai risalah Islam, bukan semangat liberal.
 

“Muhammadiyah itu gerakan moral. Islam Berkemajuan jadi pondasi. Kita membangun, bukan melawan,” tegasnya.

 

Haedar mengingatkan, civil society di Indonesia saat ini sebagian besar berangkat dari tradisi LSM atau NGO. Polanya: mengawasi, menentang, dan berdiri di luar kekuasaan. 
 

Tapi Muhammadiyah berbeda. Dalam Kepribadian Muhammadiyah nomor sembilan, tertulis jelas: kerja sama dengan pemerintah dan golongan lain untuk menciptakan keadilan sosial.
 

Bukan NGO, Muhammadiyah Kolaborasi Bangun Bangsa
 

Muhammadiyah tidak pernah merasa harus berada di luar atau melawan negara. Justru, kata Haedar, jika ada yang menyimpang dari nilai kebangsaan, Muhammadiyah hadir dengan amar ma’ruf nahi munkar, disertai dengan keteladanan.

 

“Kita tidak oposisi. Kita perbaiki dari dalam. Kita bantu, kita bangun bareng-bareng,” tegas Guru Besar Sosiologi ini.
 

Haedar mencontohkan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Muhammadiyah yang bergerak atas dasar Islam Berkemajuan. 
 

Lembaga-lembaga Muhammadiyah punya orientasi membangun, bukan meruntuhkan. Dengan itu, Muhammadiyah tetap inklusif dan aktif mendorong kemajuan kehidupan berbangsa dan bernegara.rajamedia

Komentar: