Sekolah Rakyat Ala Prabowo Disarankan Dibawah Kemendikdasmen, Bukan Kemensos!
Bukan Tempat Pembuangan!

RAJAMEDIA.CO - Raja Media, Jakarta – Program Sekolah Rakyat yang diusung Presiden Prabowo Subianto mendapat sokongan politik.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, My Esti Wijayati, bilang sekolah ini bisa jadi senjata ampuh untuk hantam dua masalah klasik: pendidikan rendah dan kemiskinan ekstrem.
Program ini dirancang buat anak-anak dari keluarga nggak mampu dan wilayah 3T – terdepan, terluar, tertinggal.
“Jangan ada anak putus sekolah cuma gara-gara miskin atau jauh dari kota,” tegas Esti, Selasa (15/4/2025).
Esti mendukung model asrama di sekolah ini. Menurut dia, konsep itu bisa bantu anak-anak yang kesulitan akses ke sekolah umum.
“Dengan tinggal di asrama, anak-anak bisa belajar lebih fokus dan karakter mereka bisa dibentuk lebih baik,” ucap politisi PDI-Perjuangan ini.
Bukan Barang Baru, Tapi...
Esti mengingatkan, Sekolah Rakyat bukan ide baru. Dulu pernah ada versi sekolah darurat, alternatif, atau kejar paket.
Bedanya sekarang, konsep ini lebih rapi dan terstruktur. Ada Inpres Nomor 8 Tahun 2025 sebagai payung hukum. Pemerintah juga bakal rekrut guru lulusan PPG dengan kualifikasi tertentu.
Tapi Esti menekankan, sekolah ini harusnya dibawah Kemendikdasmen, bukan Kementerian Sosial (Kemensos).
“Kemensos cukup jadi pemberi data masyarakat miskin ekstrem. Urusan pendidikan biar dipegang yang ngerti pendidikan,” sindirnya halus.
Jangan Asal Angkat Guru, Jangan Abai Anggaran
Esti juga wanti-wanti soal rekrutmen guru.
“Jangan cuma lihat kompetensi akademik. Harus dicek juga apakah mereka siap hadapi kondisi sosial di daerah terpencil,” katanya.
Masalah insentif dan karier guru juga harus jelas biar mereka nggak kabur tengah jalan.
Berdasarkan data Kemendikbudristek 2023, masih ada 80 ribu desa dengan akses pendidikan dasar minim. Esti bilang, Sekolah Rakyat harus kuat dari segi anggaran, pengawasan, dan kesinambungan. Jangan cuma keren di awal, lalu mati gaya saat ganti rezim.
Pesan pamungkasnya keras:
“Sekolah Rakyat jangan jadi tempat buangan pendidikan. Harus jadi ruang inovasi, penguatan literasi, dan pemberdayaan komunitas!”
Daerah | 6 hari yang lalu
Dunia | 6 hari yang lalu
Ekbis | 3 hari yang lalu
Politik | 5 hari yang lalu
Ekbis | 3 hari yang lalu
Parlemen | 6 hari yang lalu
Politik | 1 hari yang lalu
Pendidikan | 4 hari yang lalu
Pendidikan | 1 hari yang lalu