Sampit Bantul
RAJAMEDIA.CO - Disway - MISALKAN calon presiden (capres) kita empat tahun lagi 30 pasangan. Apakah rakyat bingung?
Rasanya tidak. Yang bingung pasti calon itu sendiri.
Perkiraan Anda, berapa banyak pasangan calon presiden yang akan datang? Yakni setelah persyaratan ambang batas 20 persen perolehan kursi DPR dihapus oleh Mahkamah Konstitusi (MK) dua hari lalu?
Saya edarkan survei asal-asalan kemarin. Ke lebih 25 orang. Pertanyaan saya: menurut perkiraan Anda berapa pasangan yang akan maju di Pilpres akan datang?
Jawaban terbanyak: pokoknya akan banyak sekali. Ada juga yang menyebut maksimal empat orang.
"Mereka akan tahu diri soal tingkat elektabilitas mereka. Juga tahu diri akan besarnya biaya sebagai capres," ujar salah satu orang yang baru saja gagal jadi anggota DPR.
"Dari kasus Pilkada Jakarta tetap ada yang tidak tahu diri. Ia nyaris bikin Pilkada Jakarta dua putaran," ujar yang lain. "Kelak akan lebih banyak yang lebih tidak tahu diri," tambahnya.
Butet Kartaredjasa, seniman "asu" Yogya itu menjawab: 4 pasangan. Demikian juga Arif Afandi, mantan wakil wali kota Surabaya yang juga tokoh pers.
"Tidak lebih tiga atau empat pasangan," jawab Sofyan Wanandi, konglomerat yang juga politikus bawah tanah yang handal.
"Hanya akan tiga pasangan," jawab Dr Hadi Cahyadi, ahli konstitusi keluarga (family constitution) dari Universitas Tarumanegara Jakarta.
"Bisa lima pasang atau lebih," jawab Mirza, tokoh muda Aceh yang juga dosen di FH Universitas Syiah Kuala.
"Paling tidak lima pasangan," ujar Johannes Dipa, pengacara Surabaya yang juga seorang kurator.
"Bisa tujuh pasangan," ujar dokter ahli jantung Jagadito yang kini lagi memperdalam spesialisasinya di rumah sakit Rizhao, dekat Qingdao, Tiongkok. Ia tetap mengikuti perkembangan di dalam negeri. Ia memang seorang aktivis.
"Paling tidak tujuh pasang," jawab Indri, sekretaris Federasi barongsai Indonesia di periode saya ketua umumnya.
Pokoknya seru. "Tentu akan banyak badut-badut yang maju," jawab Kwik Kian Gie, mantan menko perekonomian yang juga mantan politikus PDI-Perjuangan.
Yang paling rinci jawaban Ivan, pengusaha muda nan sukses dari Semarang. Ivan juga baru saja sukses jadi tim sukses Pilgub Jateng. Ia menjawab begini: Pasangan capresnya nanti Gibran Rakabuming Raka, Agus Harimurti Yudhoyono, Anies Baswedan, Muhaimin Iskandar, Zulkifli Hasan, Hary Tanoesoedibjo, Ahmad Syaikhu, Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, Khofifah Indrar Pariwansa, Puan Maharani - PDI-P. Total 12 orang. Tentu ada kemungkinan juga Ahok ikut maju.
Gempa politik terus mengguncang bumi Indonesia. Ketika gempa-gempa susulan masih terus terjadi di PDI-Perjuangan, MK tiba-tiba jadi episentrum gempa baru.
Tentu empat mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogya ini sangat istimewa: Enika Maya Oktavia, Rizki Maulana Syafei, Faisal Nasirul Haq, dan Tsalis Khoriul Fatna. Mereka dari jurusan syariah, hukum Islam.
Saya hubungi Enika kemarin. Dia lagi siap-siap diwawancara TV One. Enika adalah lulusan Madrasah Aliyah Negeri plus ketrampilan. Yakni di kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng. Faisal juga lulusan MAN 1 Bantul, dan Tsani MAN 1 Solo. Sedang Rizki lulusan pondok pesantren.
Hebatnya, mereka maju ke MK tidak pakai pengacara. Mereka beracara sendiri. Soal legal standing mereka putuskan lewat diskusi bersama.
Mereka pilih mengajukan gugatan justru setelah Pilpres 2024 berlalu. Itu untuk menghindari tekanan politik dari banyak pihak. Mereka mahasiswa berprestasi. Suka diskusi. Suka debat, di lomba debat sekali pun.
Empat mahasiswa itu telah membuat sejarah: ketika masih begitu muda. Mereka jeli mengambil langkah ini: mengambil legal standing "sebagai subjek demokrasi". Mereka merasa bukan objek demokrasi.
Enika dkk itu juga tercatat dalam sejarah sebagai telah "mengalahkan" 32 penggugat sebelumnya.
Ambang batas 20 persen itu sudah sering digugat ke MK. Sejak lebih 15 tahun lalu.
Banyak di antara penggugat itu bergelar profesor doktor. Seperti Prof Dr Yusril Ihza Mahendra yang kini jadi Menko hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan.
Juga Prof Dr Effendi Gazali, guru besar Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama). Semuanya ditolak oleh MK.
Justru ketika empat mahasiswa UIN Yogya itu yang maju, gugatan mereka dikabulkan. Partai sekecil apa pun kini bisa mengajukan pasangan calon presiden. Asal partai itu sudah dinyatakan lolos ikut Pemilu di tahun itu.
Meski begitu bebas, tidak ada tokoh yang memperkirakan pasangan capres kita kelak sampai sebanyak 30 orang.
Ahli politik dari Universitas Airlangga Dr Haryadi --yang pernah dekat dengan Jokowi sekaligus Megawati-- melihat putusan MK ini "hanya sepotong dan segmented". Yakni hanya mengutamakan "kebebasan" tapi mengabaikan sisi "tanggung jawab".
Haryadi seperti mengkhawatirkan dampak sosial dari putusan MK itu. "Tapi karena putusan MK adalah final, yah, harus kita laksanakan," katanya.
Indonesia, kata Haryadi, memang menandatangani deklarasi universisal kebebasan berpendapat, berserikat, dan berkumpul, tapi juga menandatangani deklarasi universal tanggung jawab sosial.
Bahwa MK kali ini berbeda dari MK sebelumnya, menurut Prof Dr Jimly Asshiddiqie karena MK sekarang melihat perkembangan keadaan dua tahun terakhir.
"Itu bisa dilihat dari pertimbangan-pertimbangan dalam putusan MK terakhir," ujar mantan ketua MK itu.
Tentu banyak yang lega dengan putusan MK itu. Banyak sekali hadiah tahun baru 2025 ini.
Ada yang menyenangkan seperti yang dihadiahkan oleh Presiden Prabowo soal batalnya PPN 12 persen.
Ada yang menyedihkan seperti gelar terkorup di dunia.
Ada pula yang penuh harapan seperti yang diberikan MK: makes every body can fly to the moon.
Hukum 6 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Hukum | 6 hari yang lalu
Info Haji | 4 hari yang lalu
Parlemen | 6 hari yang lalu
Politik | 4 hari yang lalu
Info Haji | 6 hari yang lalu
Info Haji | 3 hari yang lalu
Parlemen | 4 hari yang lalu