Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Saan Mustopa: Infrastruktur Pertanian Penentu Harga Pangan dan Nasib Petani

Laporan: Halim Dzul
Kamis, 16 Oktober 2025 | 07:26 WIB
Wakil Ketua DPR RI Saan Mustopa saat kunjungan kerja gabungan DPR ke Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu (15/10/2025). - Humas DPR RI -
Wakil Ketua DPR RI Saan Mustopa saat kunjungan kerja gabungan DPR ke Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu (15/10/2025). - Humas DPR RI -

RAJAMEDIA.CO - Bayuasin, Kunker - Wakil Ketua DPR RI Saan Mustopa menegaskan, kesejahteraan petani dan stabilitas harga pangan nasional sangat ditentukan oleh kualitas infrastruktur pertanian. Menurutnya, persoalan utama di lapangan bukan semata soal produksi, melainkan mahalnya biaya distribusi akibat jalan dan irigasi yang rusak.
 

“Kalau jalannya rusak, ongkos angkut jadi mahal. Akibatnya harga di tingkat petani jatuh, tapi harga di pasar naik. Jadi infrastruktur bukan sekadar jalan, tapi penentu nasib petani dan harga pangan,” ujar Saan dalam kunjungan kerja gabungan DPR ke Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu (15/10/2025).
 

Dampak Langsung ke Dompet Petani
 

Saan mencontohkan kondisi di sejumlah lumbung pangan nasional seperti Banyuasin, Ogan Komering Ilir, dan Musi Banyuasin, di mana biaya logistik kerap menjadi beban terbesar. Truk pengangkut gabah yang semestinya bisa beroperasi sepuluh kali dalam sehari, kini hanya mampu separuhnya karena kondisi jalan rusak parah.
 

“Ini berdampak langsung pada harga jual petani. Ongkos distribusi tinggi membuat harga gabah di petani tertekan. Akhirnya keuntungan petani menurun, sementara harga di pasar justru naik karena rantai pasok terganggu,” jelasnya.
 

Data yang Mengkhawatirkan
 

Saan mengutip data Kementerian Pertanian, yang menunjukkan biaya logistik sektor pertanian Indonesia masih menyumbang 25–30 persen dari total biaya produksi—angka yang jauh lebih tinggi dibanding Thailand dan Vietnam yang hanya 10–15 persen.
 

Sementara data Kementerian PUPR mencatat, sekitar 43 persen jalan produksi pertanian di Indonesia masih rusak ringan hingga berat, termasuk di kawasan penghasil beras utama di Sumatera Selatan.
 

Ketahanan Pangan Butuh Jalan yang Kuat
 

Melihat situasi ini, DPR RI bersama pemerintah akan memperkuat sinergi lintas kementerian untuk memastikan konektivitas antara lahan, sentra produksi, dan pasar berjalan efektif.
 

“Infrastruktur pertanian tidak bisa dipandang hanya sebagai proyek fisik. Ini bagian dari sistem ketahanan pangan nasional,” tegasnya.
 

Swasembada 2027 Butuh Aksi Nyata
 

Saan juga menyoroti target Presiden Prabowo Subianto yang ingin menjadikan Indonesia swasembada pangan penuh pada 2027 dan menjadi lumbung pangan dunia. Untuk mencapai itu, ia menilai dukungan infrastruktur harus berjalan paralel dengan peningkatan produksi dan kesejahteraan petani.
 

“Kalau jalannya bagus, air lancar, pupuk tersedia, maka petani akan untung. Dan kalau petani untung, pangan kita stabil. Jadi membangun infrastruktur pertanian sama artinya dengan membangun kedaulatan pangan bangsa,” tandas Politisi NasDem tersebut.rajamedia

Komentar: