PIK2 Brigit
RAJAMEDIA.CO - Disway - Anak muda dari kota kecil itu benar-benar meraih kenyataan. Perusahaannya resmi IPO: Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk. Kode sahamnya OBAT.
Penjualan saham perdananya dilakukan Senin kemarin. Bersamaan dengan IPO-nya raksasa real estate PIK2 dan raksasa pestisida.
Sebenarnya saya ingin menyaksikan anak muda itu, Machmud Lutfi, naik podium di panggung Bursa Efek Indonesia (BEI) yang bersejarah baginya. Pasti api di dadanya menyala dalam pidatonya.
Saya tahu Machfud sejak 13 tahun lalu. Enerjetik. Semangat. Menggebu. Banyak ide: merayu saya terus untuk mau jadi komisarisnya.
Saya sudah terkesan sejak ia masih mahasiswa yang mencoba mulai berwiraswasta. Ia bikin kolam kecil di samping rumah orang tuanya di Sukoharjo: mencoba membiakkan algae air tawar –untuk ia jadikan asupan spirulina yang berprotein tinggi.
"Kenapa bukan Anda yang pidato mewakili perusahaan," tanya saya kepada Machmud dengan nada agak kecewa.
Jawabnya membuat saya kecewa kali kedua: ia ternyata anggota DPRD di Sukoharjo.
Saya pernah berpesan kepadanya jangan tertarik politik dulu. Rupanya pencalonan yang tidak ia seriusi itu justru membuatnya terpilih.
Tidak mudah membuat perusahaan berhasil melantai di bursa. Machmud bisa. Tiga tahun terakhir labanya sangat besar –untuk ukuran perusahaan kelas menengah. Dividen yang dibagikan selama tiga tahun itu mencapai Rp 40 miliar.
Dengan IPO, OBAT kini dapat suntikan dana segar Rp 50 miliar. Machmud akan menambah jenis produk: susu spirulina. Ia tahu pemerintah kesulitan dalam menyediakan protein gratis untuk anak sekolah.
Seharusnya dalam paket Makan Bergizi Gratis itu disertakan susu. Tapi produksi susu dalam negeri terlalu sedikit. Kalau program itu dipaksakan pakai susu dampak kebaikan ekonominya lari ke perusahaan di luar negeri.
Maka tokoh seperti Dr Monica dari Bandung mengusulkan susu diganti daun kelor. Anda masih ingat Dr Monica: yang mencetuskan ide transfusi konvalesen saat Covid-19 dulu.
Saya pernah beberapa kali minum kelor. Yakni daun kelor yang sudah dikeringkan. Sudah dijadikan bubuk lembut. Lalu dimasukkan ke air satu gelas. Diaduk.
Rasanya: saya tidak bisa membayangkan ekspresi anak-anak sekolah itu ketika meminumnya. Apalagi kalau tiap hari.
Mungkin kelor itu harus diwujudkan dalam bentuk lain. Mungkin Anda tahu bentuk apa yang bisa diterima anak sekolah. Kue?
Machmud mengusulkan susu spirulina. Protein yang terkandung dalam susu, katanya, ada di spirulina. Masih lebih kaya lagi.
Kelor maupun spirulina sama-sama hasil dari bumi Indonesia sendiri.
Di penutupan hari pertama Senin sore saham OBAT naik 24 persen menjadi Rp 436/saham. Anda sudah tahu: Machmud melepas 28 persen saham perusahaan ke publik.
Di BEI itu saya jadi bertemu para direksi dan komisaris PT Bangun Kosambi Sukses yang juga IPO hari itu. Termasuk anak-anak Aguan, pemilik grup Agung Sedayu yang jadi pengelola perusahaan itu.
Maka dari BEI saya ke PIK2. Hanya dengan sopir. Saya ingin tahu kawasan yang di-IPO-kan bersamaan dengan PT Brigit itu.
Direksi dan komisaris SBDK PIK2 setelah peluncuran saham perdana di gedung BEI, Senin, 13 Januari 2025. --
Saya memang pernah ke tiga pulau reklamasi di PIK, tapi belum pernah menyeberangi jembatan yang menuju CBD PIK2.
Kawasan di pantai utara kecamatan Kosambi itu terlihat akan jadi bintang baru Jakarta. Meski Jakarta tidak akan lagi jadi ibu kota lagi perkembangannya tetap menggiurkan: terus membesar. Melebar. Meraksasa.
Di CBD PIK2 (Central Business District Pantai Indah Kapuk 2) itu akan dibangun convention center seluas 40 hektare. Ini sangat menarik karena lokasinya yang dekat Bandara Cengkareng. Ada tol baru pula ke kawasan itu.
Rupanya proyek ini sangat penting bagi grup Agung Sedayu (Aguan) dan Grup Salim (Anthony Salim). Generasi kedua mereka yang mengendalikan. Anak-anak Aguan terjun langsung di manajemennya.
"Sudah 10 tahun kita tidak ketemu ya," ujar salah satunya saat saya salami.
Ternyata tidak ada pengaruh negatif sama sekali heboh PSN dengan IPO CBDK PIK2.
Satu jam setelah pencatatan pertama itu harga sahamnya meroket. Sampai mentok batas atas: 25 persen. Ke harga Rp 5.075. Yang antre mencapai 2,1 juta lot. Harga perdananya Rp 4.060. Yang dilepas ke bursa 10 persen saham: 566 juta lembar.
Rasanya sambutan gegap gempita atas IPO-nya CBD PIK2 juga terkait masa depan kawasan baru itu. Yakni akan menjadi bagian Jakarta yang tertata sejak perencanaannya.
Apalagi kalau pengembangan PSN itu kelak sukses. Maka kawasan PIK, PIK2 sampai PSN sambung-menyambung jadi satu kota besar tersendiri.
Sudah mengalahkan kekuatan kota sebesar Surabaya, Semarang, Makassar atau Medan. Padahal gabungan tiga kawasan tadi hanyalah secuil bagian dari Jakarta.
Maka gelar Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia benar-benar harus dicabut. Surabaya hanyalah kota nomor delapan atau sembilan. Setelah Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, PIK, Bekasi, Tangerang, dan BSD.
Melihat perusahaan sukses seperti PIK2 saya akan terus membisiki Machmud untuk jangan tergiur lebih jauh ke politik. Ia punya potensi jadi pengusaha besar. Belum tentu bisa jadi politisi besar.
Saya harus belajar bagaimana bisa jadi pembisik yang sukses.
Nasional 5 hari yang lalu
Dunia | 5 hari yang lalu
Nasional | 4 hari yang lalu
Keamanan | 4 hari yang lalu
Hukum | 6 hari yang lalu
Politik | 4 hari yang lalu
Parlemen | 6 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Opini | 4 hari yang lalu
Dunia | 3 hari yang lalu