Peletakan Batu Pertama Masjid UNMA, MA Mantapkan Langkah Baru!

RAJAMEDIA.CO - Raja Media, Pandeglang – Mathla’ul Anwar (MA) tidak hanya mengenang sejarah, tetapi juga membangun masa depan. 

 

Dalam rangkaian Milad ke-112, PBMA melaksanakan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Kampus UNMA Banten, menandai komitmen baru untuk memperkuat basis pendidikan dan spiritualitas.
 

KH Embay Mulya Syarief Pimpin Groundbreaking
 

Dalam pidatonya, Ketua Umum PBMA KH Embay Mulya Syarief menegaskan bahwa pembangunan masjid ini adalah simbol dedikasi Mathla’ul Anwar untuk umat.
 

"Masjid Kampus ini bukan sekadar bangunan. Ini adalah mercusuar peradaban Islam modern. Dari sini, kita lahirkan generasi yang alim dan profesional," tegas KH Embay di hadapan ratusan hadirin.
 

Peletakan batu pertama dilakukan secara simbolis oleh jajaran pimpinan PBMA, pejabat negara, hingga akademisi.
 

Donasi Mengalir, Semangat Membara
 

Bupati Pandeglang, Hj. Dewi Setiani, menyatakan dukungan penuh terhadap pembangunan masjid tersebut. Meskipun berhalangan hadir dalam seremoni peletakan batu pertama, Bupati Dewi menyumbangkan donasi sebagai bentuk komitmen Pemkab Pandeglang.
 

Tak hanya pemerintah daerah, perusahaan-perusahaan besar seperti PT PLN, PLN IP, KSI, dan komunitas masyarakat juga memberikan dukungan baik berupa ucapan selamat maupun kontribusi nyata.
 

Wujudkan Kampus Islam Kelas Dunia
 

Anggota DPR RI H. Arif Rahman, yang juga putra asli Menes, menyampaikan rasa bangga dan komitmennya untuk ikut membantu proyek ini.
 

“Saya lahir dari rahim Mathla’ul Anwar. Ini kewajiban moral saya untuk ikut membangun,” katanya penuh haru.
 

Senada, dukungan juga mengalir dari anggota DPD RI KH Abdul Hakim dan berbagai pejabat kementerian.
 

Potong Tumpeng, Syukur Abadi
 

Acara groundbreaking ini dirangkai dengan pemotongan tumpeng oleh KH Embay Mulya Syarief sebagai lambang rasa syukur. Potongan pertama diserahkan kepada tokoh senior Mathla’ul Anwar sebagai penghormatan atas jasa para pendahulu.
 

“Ini bukan sekadar proyek fisik. Ini adalah jihad peradaban. Dari Pandeglang, untuk Indonesia, untuk dunia,” pungkas KH Embay dengan suara bergetar, disambut takbir dan tepuk tangan hadirin.