Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Nelayan Disebut Bangun Pagar Laut, Titiek Soehato: Terlalu Mengada-ngada!

Laporan: Tim Redaksi
Kamis, 23 Januari 2025 | 04:08 WIB
Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto saat mennjau pembongkaran Pagar Laut. [Foto: Repro/RMN]
Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto saat mennjau pembongkaran Pagar Laut. [Foto: Repro/RMN]

RAJAMEDIA.CO - Jakarta - Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto, mengungkapkan keheranannya atas klaim bahwa nelayan membangun pagar laut sepanjang 30,16 kilometer di kawasan Tangerang, Banten. 
 

Menurut Titiek, pembangunan pagar laut tersebut memerlukan biaya besar yang mencapai miliaran rupiah, sehingga sulit dipercaya jika itu dilakukan oleh nelayan.
 

"Ini biayanya mahal, sudah dihitung-hitung katanya sampai 12 miliar atau lebih. Bagaimana mungkin nelayan punya dana sebanyak itu?" ujar Titiek dalam keterangannya dikutip Kamis (23/1).
 

Politikus Fraksi Partai Gerindra ini menegaskan bahwa klaim tersebut tidak masuk akal, mengingat kondisi ekonomi nelayan yang masih memerlukan perhatian besar. "Kami sedang berusaha menyejahterakan nelayan, kok tiba-tiba ada yang bilang mereka punya uang segitu banyak untuk bangun pagar laut. Ini kan sangat mengada-ada," tambahnya.
 

Titiek meminta pemerintah untuk segera mengungkap pihak-pihak yang sebenarnya bertanggung jawab atas pembangunan pagar laut yang membentang dari Desa Muncung hingga Pakuhaji itu.
 

“Kami mendesak pemerintah untuk transparan. Pagarnya punya siapa? Siapa yang membangun? Siapa yang menyuruh, dan siapa yang membiayai? Ini harus jelas," tegasnya.
 

Menurut Titiek, alasan yang menyebut nelayan membangun pagar tersebut hanya dalih yang tidak dapat diterima. "Kalau orang Jawa bilang ngono yo ngono, neng ojo ngono. Kalau anak muda sekarang bilang, ‘Enggak gitu-gitu amat kali,’” sindirnya.
 

Titiek menekankan pentingnya transparansi dan keadilan dalam pengelolaan wilayah laut, terutama untuk melindungi kepentingan nelayan yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian pesisir.
 

“Masyarakat butuh jawaban yang jelas, jangan sampai nelayan kita jadi pihak yang dirugikan oleh kebijakan yang tidak mereka pahami,” pungkasnya.rajamedia

Komentar: