Konflik Iran-Israel! TB Hasanuddin Ingatkan Risiko Krisis Energi dan Gejolak Global

RAJAMEDIA.CO - Jakarta, Polkam – Konflik panas di Timur Tengah kembali mengundang perhatian dunia. Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, menyoroti eskalasi konflik antara Iran dan Israel yang kian mengkhawatirkan. Menurutnya, Indonesia tak bisa tinggal diam dan harus mulai mempersiapkan langkah strategis menghadapi kemungkinan terburuk.
“Jika Iran benar-benar menutup Selat Hormuz, maka distribusi minyak dunia akan terganggu. Indonesia pasti kena imbasnya,” ujar TB Hasanuddin dalam keterangannya, Selasa (24/6/2025).
Selat Hormuz Jadi Titik Genting Energi Dunia
TB Hasanuddin menyebut, salah satu skenario serius yang mungkin terjadi adalah penutupan Selat Hormuz oleh Iran. Jalur ini merupakan salah satu jalur laut tersibuk di dunia untuk distribusi minyak mentah.
“Penutupan selat strategis itu akan langsung berdampak pada lonjakan harga minyak global. Indonesia harus bersiap jika rantai pasokan energi terganggu,” katanya.
Ia juga mewaspadai kemungkinan serangan rudal Iran ke pangkalan militer AS di Timur Tengah. Langkah itu, menurutnya, bisa memicu blokade besar-besaran dan memperparah konflik regional.
Militan Pro-Iran Bisa Bergerak, Dunia Terancam Api Perang
Politikus senior PDI Perjuangan itu juga menyoroti aktivitas militan pro-Iran yang mulai meningkat. Ia menyebut nama-nama besar seperti Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, dan milisi Syiah di Irak sebagai potensi ancaman serangan asimetris terhadap kepentingan Barat dan sekutunya.
“Konflik ini bisa berdampak sistemik jika jalur pasokan global terganggu. Gejolak ekonomi dan politik tak bisa dihindari jika situasi makin tak terkendali,” ujar mantan jenderal TNI itu.
Dunia Bisa Terjerumus ke Perang Terbuka
Tak hanya berdampak regional, TB Hasanuddin mengingatkan potensi meluasnya konflik ke skala global.
“Bukan tidak mungkin konflik ini berkembang menjadi perang terbuka yang melibatkan negara-negara besar seperti Rusia, Cina, Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat,” tegasnya.
Ia mendesak pemerintah Indonesia untuk segera menyusun strategi mitigasi, baik di sektor energi, logistik, maupun diplomasi. Jika tidak, Indonesia berpotensi terdampak krisis multipel: energi, logistik, dan geopolitik.
Dunia | 4 hari yang lalu
Parlemen | 6 hari yang lalu
Dunia | 3 hari yang lalu
Dunia | 5 hari yang lalu
Dunia | 6 hari yang lalu
Dunia | 6 hari yang lalu
Hukum | 3 hari yang lalu
Hukum | 4 hari yang lalu
Dunia | 5 hari yang lalu