Dua Tahun Membersamai Usaha Mikro Jamaah
RAJAMEDIA.CO - Jakarta - Dua tahun lalu, amanah besar datang kepada kami: membangun dan mengelola program pemberdayaan usaha mikro di lingkungan masjid.
Program hebat ini ditawarkan oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas-RI) yang memang selama ini memiliki concern untuk memberdayakan ummat melalui beragam jalur, salah satunya melalui masjid.
Bagi kami, tentu misi ini tak sekadar tentang penyaluran dana bergulir; kami ingin masjid menjadi lebih dari sekadar tempat ibadah--menjadi pusat pemberdayaan ekonomi umat, sekaligus menjadi “musuh” bagi kehadiran rentenir yang bergentayangan dan menyengsarakan masyarakat.
Memang harus diakui bahwa banyak masjid selama ini mengandalkan dana operasional dari donasi masyarakat. Namun jika hanya mengandalkan proses tersebut, maka menjadikan masjid sebagai pusat pemberdayaan ummat, bisa dibilang: seperti panggang jauh dari api.
Mungkin memang ada, bahkan banyak, Masjid yang memiliki kecukupan sumberdaya jamaah dalam melakukan pemberdayaan masyarakat. Tetapi banyak juga masjid yang hanya bisa melakukan kegiatan rutin semata, seperti: peribatan, pemeliharaan sarana serta sedikit demi sedikit meningkatkan kapasitas.
Sehingga ketika masjid bermaksud untuk melakukan aksi yang sifatnya langsung ke jamaah, tantangannya begitu besar. Karena hal ini berkaitan dengan upaya mengubah paradigma masjid dari penerima dana rutin menjadi penggerak perubahan ekonomi sosial bagi jamaahnya.
Di sinilah kami menyadari, agar masjid bisa berkontribusi lebih dalam kehidupan umat, perlu ada upaya nyata untuk melibatkan mereka dalam aktivitas produktif, serta melibatkan pihak lain yang memiliki sumberdaya.
Beruntung kemudian niat mulia ini terkoneksi dengan Baznas RI. Seperti gayung bersambut, kehendak untuk memberdayakan jamaah didukung sepenuhnya. Dan kemudian Baznas memercayakan masjid Masy’a untuk menjadi pengelola dana bergulir untuk 50 penerima manfaat.
Dengan semangat itu pula, kami membuka kesempatan untuk 50 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) angkatan pertama untuk bergabung dalam program ini. Ternyata antusias luar biasa terjadi, di mana para pendaftar melampaui target.
Kemudian melalui proses seleksi ketat, kami menyaring 78 pendaftar menjadi 50 usaha mikro yang layak didukung. Antusiasme tinggi dari para pelaku UMKM membuat kami makin yakin bahwa program ini bisa memberikan dampak besar.
Terutama selain sebagai pembuktian bahwa masjid sebagai pusat pemberdayaan, juga pelan-pelan “melawan” maraknya pinjol dan rentenir yang begitu menjebak dan menjerat masyarakat.
Meski bermodal pengalaman yang nyaris nol, kami bertekad menjalani proses ini dengan komitmen dan semangat belajar yang tinggi.
Kami yakin, bahwa selama berniat baik maka Allah akan memberikan jalan melalui cara-cara yang tidak kita harus mengerti. Terlebih gerakan ini, selain mendapat support dari DKM juga Baznas.
Ketua pelaksana kami, seorang pengusaha berpengalaman, menjadi sosok penting yang membantu kami menata strategi. Dengan manajemen yang terampil, dia memastikan program berjalan efisien dan transparan.
Hari demi hari, kami menemani para pengusaha kelas mikro ini. Kami belajar memberi dukungan, melatih, dan menguatkan mereka untuk tetap yakin akan masa depan usaha mereka.
Seiring waktu, hasil mulai terlihat. Sedikit demi sedikit, dana yang diputar mulai kembali ke kas masjid, membentuk siklus yang terus berlanjut.
Dana yang awalnya sepenuhnya mengalir keluar, kini perlahan berputar dan memberikan kesempatan lebih luas bagi UMKM lain yang membutuhkan. Ini bukan hanya dana bergulir, tetapi semacam roda kebaikan yang terus melaju.
Hari ini, dua tahun setelah angkatan pertama, jumlah UMKM yang kami dampingi telah meningkat dari 50 menjadi 137 unit usaha. Ini bukan perjalanan mudah; dinamika dan tantangan sering kali muncul di tengah jalan.
Namun, semangat dari para pelaku usaha, dukungan dari masjid, dan kepercayaan yang terus terbangun membuat semua tantangan itu terasa layak.
Begitu banyak kisah suka duka dalam perjalannya. Seperti ketika dua orang ibu-ibu yang tinggal begitu jauh dari masjid kami bertamu ke rumah pada jam yang cukup malam. Mereka datang karena informasi mengenai dana bergulir yang kami kelola untuk usaha kecil rumahan.
Ada juga kisah usaha kecil yang tadinya terseok-seok, justru Ketika mendapatkan dana bergulir ini, akhirnya bisa bertahan dan bangkit.
Keberhasilan ini adalah bukti bahwa dengan niat tulus, kemauan belajar, dan kolaborasi yang baik, masjid bisa menjadi pusat kekuatan ekonomi umat.
Program ini bukan sekadar pemberdayaan ekonomi; ini adalah cermin kepedulian dan gotong-royong, tempat masjid bukan hanya memungut, tetapi memberi kembali pada jamaahnya.
Kami percaya, dampak program ini akan terus tumbuh, memberikan manfaat lebih luas, dan menjadi inspirasi bagi masjid-masjid lain di seluruh negeri.
*Penulis: Ketua Prodi Magister KPI UIN Jakarta.
Peristiwa 6 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Daerah | 5 hari yang lalu
Hukum | 6 hari yang lalu
Politik | 4 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Parlemen | 4 hari yang lalu
Parlemen | 4 hari yang lalu
Nasional | 3 hari yang lalu