DPR Soroti Narkoba Di Banten: Neraka Baru di Tanah Jawara?

RAJAMEDIA.CO - Raja Media, Serang – Anggota Komisi III DPR RI, Hinca I.P. Panjaitan, menyebut kondisi peredaran narkoba di Provinsi Banten bak "neraka".
Bukan sekadar istilah dramatis, tapi cerminan nyata dari eskalasi kejahatan narkotika yang disebutnya luar biasa kompleks, terstruktur, dan makin canggih.
"Neraka Narkoba" di Banten
“Kalau saya mau menyebut langsung, bahasa kami yang paling simpel: neraka. Neraka dalam artian luar biasa kejahatan narkotika di sini,” tegas Hinca saat kunjungan kerja spesifik Komisi III ke Serang, Selasa (29/4/2025).
Dari data yang dipaparkan Kapolda dan Kajati Banten, Hinca menilai Banten kini masuk zona merah nasional dalam penyalahgunaan dan peredaran narkoba. Ironisnya, hukuman mati pun tak mampu menyurutkan laju bisnis haram ini.
Hukum Tak Cukup, Kejar Aset dan Uang Haram
“Penghukuman bukan satu-satunya jalan. Karena narkoba itu menciptakan kekayaan luar biasa lewat kejahatan. Yang dirusak? Rakyat kita sendiri,” tandasnya.
Hinca mendesak agar pemberantasan narkotika tak berhenti pada pelaku lapangan. Negara harus serius mengejar aset hasil kejahatan, menggunakan pendekatan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
“Jangan cuma tangkap orangnya. Kejar uangnya! Sita asetnya! Tapi sekarang mereka main di level kripto, teknologi, dark web. Ini sudah neraka digital,” bebernya.
Dampak Sosial: Begal hingga Teror di Jalanan
Menurut Hinca, peredaran narkoba tak berdiri sendiri. Ia menyebut narkotika sebagai induk dari kejahatan lain: pembegalan, kekerasan sadis, dan kriminalitas jalanan.
"Bandar narkoba itu teroris terbesar di dunia," ujarnya.
“Kalau yang dikejar cuma pemakai, enggak akan selesai. Kejar satu bandar saja cukup. Kalau dia berhenti, habis barangnya. Tapi semua ini butuh kerja luar biasa.”
Momentum Serius Lawan Kejahatan Narkotika
Kunjungan Komisi III ke Banten diharapkan menjadi pemicu perubahan. Tak cukup dengan konferensi pers atau seremonial pemusnahan barang bukti.
Yang dibutuhkan, kata Hinca, adalah strategi nasional terintegrasi dan keberanian untuk menembus sistem keuangan gelap yang menopang sindikat narkotika.
“Negara harus lebih pintar dari para penjahat,” pungkasnya.
Politik | 1 hari yang lalu
Opini | 5 hari yang lalu
Gaya Hidup | 2 hari yang lalu
Hukum | 2 hari yang lalu
Nasional | 3 hari yang lalu
Info Haji | 5 hari yang lalu
Politik | 1 hari yang lalu
Politik | 5 hari yang lalu
Nasional | 5 hari yang lalu