Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

BMKG Ungkap Kekeringan Ekstrem Landa Tejakula Bali, 60 Hari Tak Turun Hujan!

Laporan: CAREP-RM-1
Sabtu, 11 Oktober 2025 | 20:20 WIB
Petugas BPBD Provinsi Bali sedang mengecek tandon air milik warga, di Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, yang mengalami krisis air bersih  - Foto: BPBD Bali -
Petugas BPBD Provinsi Bali sedang mengecek tandon air milik warga, di Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, yang mengalami krisis air bersih - Foto: BPBD Bali -

RAJAMEDIA.CO - Denpasar, Kekeringan - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi kekeringan ekstrem di Kecamatan Tejakula, Buleleng, Bali. Wilayah ini masuk status awas kekeringan setelah tidak mengalami hujan lebih dari 60 hari.
 

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Bali, Aminudin Ar Roniri, menyampaikan status awas ini berarti probabilitas curah hujan kurang dari 20 milimeter per dasarian dengan peluang di atas 70 persen. "Nilai indeks curah hujan paling tinggi minus 2," ujarnya di Denpasar, Sabtu (11/10/2025).
 

Tejakula Masuk Kategori Awas
 

Wilayah Tejakula diperkirakan mengalami kekeringan meteorologis, yaitu kondisi kering pada periode tertentu akibat berkurangnya curah hujan atau musim kemarau panjang. Kekeringan meteorologis ini menjadi indikator awal potensi kekeringan hidrologis yang berdampak pada ketersediaan air.
 

Selain Tejakula, wilayah lain yang masuk kategori siaga kekeringan adalah Kecamatan Kubu di Kabupaten Karangasem. Kategori siaga menandakan prakiraan probabilitas curah hujan kurang dari 20 milimeter per dasarian.
 

Kekeringan Diprediksi Tak Meluas
 

Aminudin menyebutkan, potensi kekeringan ekstrem ini diproyeksikan tidak akan meluas. Desember 2025 diperkirakan sudah memasuki awal musim hujan di sebagian besar wilayah Bali, termasuk Buleleng dan Karangasem.
 

"Sebelum masuk musim hujan tentu akan didahului dengan hujan ringan sampai sedang sebagai pertanda akan masuk musim hujan," kata Aminudin.
 

Puncak Musim Hujan Bali
 

BMKG memperkirakan puncak musim hujan di Bali akan terjadi pada Januari-Februari 2026. Sebanyak 55 persen dari 20 zona musim di Bali diperkirakan memasuki puncak musim hujan pada Februari 2026, sementara 45 persen sisanya pada Januari 2026.
 

Krisis Air Bersih di Lombok Barat
 

Sementara itu, BPBD Kabupaten Lombok Barat terus bekerja keras menangani krisis air bersih yang melanda lima kecamatan akibat kekeringan berkepanjangan. Kelima wilayah terdampak tersebut adalah Kecamatan Sekotong, Lembar, Gerung, Kuripan, dan Batulayar.
 

Kabid Darurat dan Logistik BPBD Lombok Barat, Toni Hidayat, mengungkapkan pihaknya sudah menyalurkan air bersih dengan dukungan berbagai stakeholder. 
 

"Kami mendropping air bekerja sama dengan Bank NTB Syariah, PDAM Giri Menang, dan Damkar dan difokuskan ke lima kecamatan terdampak kekeringan," jelasnya, Senin (6/10/2025).rajamedia

Komentar: