Beda dengan Gus Yaqut, Wamen Dahnil Tegaskan Kementerian Haji untuk Semua Golongan

RAJAMEDIA.CO - Jakarta, Haji - Rakyat Indonesia semakin memiliki harapan besar penyelenggaraan ibadah haji mendatang akan jauh lebih baik dari sebelumnya. Karena begitu kuatnya tekad dan komitmen pimpinan Kementerian Haji dan Umrah untuk mengelola pelaksanaan rukun Islam kelima tersebut secara transparan, bersih, dan jauh dari korupsi.
Bahkan yang terkini, seperti disampaikan Wakil Menteri Haji dan Umrah Dahnil Anzar Simanjuntak, pihaknya akan memimpin kementerian yang baru dibentuk itu secara profesional. Perekrutan dan pengangkatan pegawai atau pejabat pun akan dilakukan berdasarkan merit system atau meritokrasi.
Sehingga hal ini akan memberi kesempatan kepada semua orang untuk bisa menjadi bagian dari Kementerian Haji atau menduduki jabatan tertentu sepanjang memiliki kompetensi dan integritas. Karena memang Kementerian Haji untuk semua golongan.
Hal itu disampaikan Wamen Dahnil saat memberikan pengarahan dalam acara Koordinasi dan Konsolidasi Penyelenggaraan Haji Tahun 2026 di Pekanbaru, Rabu (17/9/2025). Acara ini diikuti para pejabat Kementerian Agama Provinsi Riau dan para Kepala Seksi Haji dari berbagai Kemenag kabupaten/kota se-Riau.
"Kementerian Haji itu adalah kementerian (untuk) semua golongan, bukan Kementerian untuk orang Muhammadiyah saja, bukan kementerian untuk orang NU saja, bukan kementerian untuk orang Al-Washliyah saja, bukan untuk kementerian orang Persis (Persatuan Islam) saja," tegasnya.
"Semua orang yang punya kompetensi, yang punya integritas, bisa berada di Kementerian Haji," sambung Dahnil.
Wamen Dahnil: Jangan Bawa-bawa Nama Ormas
Karena itu, Dahnil mengingatkan kepada seluruh para pejabat yang hadir untuk tidak membawa-bawa bendera organisasi kalau mau melakukan pendekatan kepada dirinya atau kepada Menteri Haji Mochamad Irfan Yusuf (Gus Irfan).
Meski dirinya berlatar belakang Muhammadiyah dan Gus Irfan dari NU, Dahnil memastikan mereka berdua sudah komit akan mengedepankan meritokrasi, bukan menonjolkan ashabiyah atau golongan.
"Pasti di kepala Bapak/Ibu sekarang nih, 'Oh ya kalau mau dekati Gus Irfan, pakai pendekatan NU. Kalau mau dekatin Pak Wamen, pakai pendekatan Muhammadiyah'," ungkap mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah ini.
"Saya mau tegaskan, (prinsip) kami sama dengan Gus Irfan, (kalau) datang ke kami enggak usah bawa (nama) NU, enggak usah bawa Muhammadiyah, enggak usah bawa Al-Washliyah, enggak usah bawa Persis. Bapak datang ke kami bawa integritas, bawa kompetensi. Dua hal itu yang penting," katanya lagi menekankan.
Sebagaimana diketahui dalam kesempatan sebelumnya, terkait penetapan struktur organisasi Kementerian Haji yang baru dibentuk ini, Dahnil antara lain menjelaskan kepala bidang Penyelenggara Haji dan Umrah pada Kantor Wilayah Kementerian Agama provinsi secara otomatis menjadi kepala Kanwil Kementerian Haji dan Umrah provinsi.
Sementara kepala seksi haji dan umrah Kemenag kabupatan/kota akan menjadi Kepala Kementerian Haji kabupaten/kota. Namun hanya sebatas pelaksana tugas (plt) terlebih dahulu. Karena kemudian akan dilakukan penilaian. "Proses pertama, yang jadi kakanwil itu adalah kabid. Tapi, kabid di-plt-kan dulu. Dia punya integritas dan kompetensi enggak?" jelas Dahnil.
Gus Yaqut: Kemenag Hadiah untuk NU
Penegasan Dahnil Kementerian Haji untuk semua golongan ini mengingatkan publik akan pernyataan Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Agama periode 2020-2024. Karena berbeda dengan Dahnil, Yaqut saat menjabat menegaskan Kementerian Agama hanya untuk NU.
"Kementerian Agama itu adalah hadiah negara untuk NU. Bukan untuk umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU. Jadi wajar kalau sekarang NU itu memanfaatkan banyak peluang yang ada di Kementerian Agama. Karena (Kemenag) hadiah untuk NU," tegasnya.
Pernyataan mantan Ketua Umum PP GP Ansor yang akrab disapa Gus Yaqut ini pun saat itu langsung mendapat sorotan luas, bahkan kritikan dari berbagai elemen masyarakat lain. Karena dinilai mengecilkan kontribusi ormas lainnya, sekaligus mempersempit perhatian negara hanya kepada satu kelompok tertentu saja.
Meski kemudian Gus Yaqut mengklarifikasi bahwa pernyataannya itu hanya berupa motivasi untuk internal NU.
Politik 5 hari yang lalu

Politik | 5 hari yang lalu
Nasional | 4 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu
Dunia | 5 hari yang lalu
Pendidikan | 6 hari yang lalu
Parlemen | 6 hari yang lalu
Daerah | 6 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Politik | 4 hari yang lalu