Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Al-Qur’an dan Ramadan: Bukan Sekadar Bacaan

Seri - 6

Oleh: H. Dede Zaki Mubarok
Rabu, 05 Maret 2025 | 04:25 WIB
Ilustrasi membaca Al Quran --
Ilustrasi membaca Al Quran --

RAJAMEDIA.CO - RAMADAN lagi. Masjid dan mushola lebih ramai. Tadarus Al-Qur’an menggema di mana-mana. Sehari satu juz, dua juz, bahkan ada yang lebih.
 

Tapi saya sering bertanya-tanya: semakin banyak yang membaca, apakah semakin banyak pula yang memahami?
 

Saya pernah melihat seseorang membaca Al-Qur’an dengan begitu cepat. Seperti mesin. Seperti mengejar target. Hafal ayatnya, tapi lupa maknanya. Paham bacaannya, tapi tidak menjalankannya.
 

Suatu hari, saya bertemu dengan seorang hafiz muda. Suaranya merdu. Hafalannya luar biasa. Tapi ketika saya tanya tentang makna sebuah ayat, ia terdiam. “Saya belum sempat mendalami tafsirnya,” katanya.
 

Saya teringat ucapan Imam Al-Ghazali, “Banyak orang membaca Al-Qur’an, tapi Al-Qur’an justru melaknat mereka.” Kenapa? Karena mereka hanya membacanya dengan lisan, tapi tidak dengan hati.
 

Di bulan Ramadan ini, kita memang dianjurkan memperbanyak membaca Al-Qur’an. Tapi jangan sampai hanya menjadi rutinitas tanpa ruh. Jangan sampai hanya sekadar target hafalan, tanpa bekas dalam perilaku.
 

Saya teringat kisah Umar bin Khattab. Ia butuh waktu bertahun-tahun hanya untuk menghafal satu surat, Al-Baqarah. Bukan karena sulit, tapi karena ia tidak mau pindah ke ayat berikutnya sebelum benar-benar memahami dan mengamalkannya.
 

Sekarang, banyak yang bisa khatam berkali-kali dalam sebulan. Tapi setelah Ramadan? Apakah ayat-ayat itu masih ada dalam hati kita? Masihkah membimbing perilaku kita?
 

Saya melihat keadaan kita hari ini. Orang-orang sibuk berdebat. Saling menyalahkan. Pejabat bertengkar. Kebijakan sering kali tidak berpihak pada rakyat. Ketidakadilan terasa nyata, tapi justru dibenarkan dengan dalih agama.
 

Kalau saja Al-Qur’an benar-benar kita pahami dan amalkan, negeri ini mungkin lebih damai. Pejabat lebih jujur, rakyat lebih sabar, pemimpin lebih adil.
 

Dulu, ulama besar seperti Imam Syafi’i tidak hanya hafal Al-Qur’an sejak kecil, tapi juga mengamalkan setiap ayatnya dalam kehidupan. Bukan sekadar bacaan. Bukan sekadar hafalan.
 

Ramadan adalah bulan Al-Qur’an. Tapi bukan hanya untuk menamatkan mushaf. Ia harus tertanam di hati. Harus menjadi cahaya yang menerangi perilaku kita.
 

Karena Al-Qur’an bukan sekadar bacaan. Ia adalah pedoman. Dan pedoman hanya akan berarti jika diamalkan.rajamedia

Komentar:
BERITA LAINNYA
Ilustrasi -
Sabar Itu Lapar
Selasa, 04 Maret 2025
Foto ilustrasi --
Menjaga Lisan dan Hati
Senin, 03 Maret 2025
Foto Ilustrasi --
Puasa Sebagai Benteng Diri
Minggu, 02 Maret 2025
Foto Ilustrasi -
Ramadan dan Kejujuran Hati
Sabtu, 01 Maret 2025
Ilustrasi ngakali rakyat - Repro -
Ngakali Rakyat, Lagi dan Lagi
Jumat, 28 Februari 2025
Ilustrasi ramdahan - Foto: istockphoto -
Bersihkan Hati, Nikmati Ramadhan
Jumat, 28 Februari 2025