Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

A Hugo Pareira: 288 Artefak RI dari Belanda Wujud Restorasi Identitas Bangsa

Laporan: Tim Redaksi
Rabu, 25 September 2024 | 08:57 WIB
Anggota Komisi X DPR RI, Andreas Hugo Pariera. -
Anggota Komisi X DPR RI, Andreas Hugo Pariera. -

RAJAMEDIA.CO - Info Parlemen - Pemulangan 288 artefak bersejarah milik Indonesia dari Belanda merupakan komitmen atas pengakuan sejarah bangsa.  DPR RI meminta Pemerintah untuk menjaga dengan baik artefak yang sudah berhasil dipulangkan itu.

 

Pernyataan itu disampaikan  Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira menilai dalam keterangannya, dikutip Rabu (25/9).

 

"Pemulangan artefak ini tidak hanya memiliki arti penting bagi masyarakat Indonesia, tetapi juga menjadi simbol komitmen dari pemerintah Belanda dalam mengakui sejarah masa lalu," ujarnya.

 

Dikatakan Andreas, pemulangan 288 artefak ini melibatkan kerja sama antara pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), pemerintah Belanda, serta mengikutsertakan studi provenans. Studi provenans ditujukan untuk meneliti sumber atau asal-usul yang mendalam untuk memastikan keaslian barang bersejarah.

 

Andreas mengimbau kepada Pemerintah untuk menjaga dan memelihara barang-barang bersejarah ini dengan baik karena artefak bisa menjadi bukti nyata yang dapat diperlihatkan ke anak cucu tentang sejarah bangsa.

 

"Kepulangan artefak ini adalah bukti bahwa sejarah dan budaya bangsa kita adalah sesuatu yang berharga dan patut dijaga dengan segenap hati sehingga anak cucu kita bisa melihat bagaimana sejarah bangsa ini terbentuk," jelas Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.

 

Proses pemulangan artefak tersebut diawali dengan penandatanganan kesepakatan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda Eppo Egbert Willem Bruins di Wereldmuseum, Amsterdam, yang juga dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Belanda, Mayerfas.

 

“Tentunya ini juga sebagai wujud restorasi identitas bangsa Indonesia,” ungkapnya.

 

Artefak yang direpatriasi meliputi berbagai benda dari koleksi perang Puputan Badung yang diambil selama pendudukan Belanda di Bali pada tahun 1906, dan arca-arca bersejarah dari Candi Singhasari di Jawa Timur. Adapun koleksinya ialah satu arca Ganesha, arca Brahma, arca Bhairawa, dan arca Nandi yang sebelumnya sudah dipulangkan pada repatriasi tahun 2023. Pemulangan artefak bersejarah ini merupakan bukti nyata pelestarian warisan budaya dan sejarah bangsa yang tidak pernah berhenti.

 

“Momen ini penting untuk menunjukkan kita mampu merebut kembali sejarah dan melestarikan nilai-nilai budaya yang menjadi bagian dari identitas negara," tutur Legislator dari Dapil NTT I itu.

 

Lebih lanjut, Ia menilai artefak yang sudah dipulangkan ke Indonesia menjadi sebuah tambahan upaya dalam mengenalkan generasi muda kepada sejarah. Sehingga anak muda tidak lupa dengan sejarah bangsa Indonesia.

 

“Langkah ini akan membuka peluang bagi generasi muda kita untuk memahami lebih dalam tentang warisan budaya dan sejarah bangsanya. Artefak ini bukan hanya milik Pemerintah, tetapi juga milik seluruh rakyat Indonesia. Maka kita semua wajib untuk menjaga, melestarikan, dan menghargai peninggalan sejarah ini sebagai bagian dari identitas bangsa," tambahnya.

 

Seluruh koleksi artefak yang berhasil direpatriasi akan dikelola oleh Museum dan Cagar Budaya atau Indonesian Heritage Agency dan dipamerkan dalam rangka pameran kembali Museum Nasional Indonesia yang akan dibuka untuk umum pada tanggal 15 Oktober.

 

Meski langkah repatriasi kali ini memperlihatkan capaian besar, Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu mengingatkan, Indonesia masih memiliki perjalanan panjang dalam mengembalikan warisan budaya bangsa yang tersebar di berbagai belahan dunia. Ia pun mendorong Pemerintah mempercepat upaya pengumpulan dan pengembalian benda bersejarah Indonesia yang masih ada di negara lainnya.

 

"Kita harus terus berupaya untuk mengembalikan artefak-artefak berharga lainnya yang masih berada di luar negeri. Ini adalah bagian dari komitmen kita untuk menjaga dan menghormati sejarah serta identitas bangsa Indonesia," pungkasnya.rajamedia

Komentar: