Anak Buah Berulah! Kepala BRIN Minta Maaf Ke Warga Muhammadiyah
RAJAMEDIA.CO - Hukum - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyampaikan permintaan maaf kepada warga Muhammadiyah atas ulah salah satu penelitinya yang mengeluarkan komentar bernada ancaman.
Permintaan maaf itu disampaikan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, dalam keterangan resminya, Selasa (25/4).
Diketahui, ulah peneliti BRIN Andi Pangerang Hasanuddin (APH) memicu kegeraman warga Muhammadiyah, setelah menuliskan komentar ancaman pembunuhan di media sosial Twitter.
"BRIN meminta maaf, khususnya kepada seluruh warga Muhammadiyah, atas pernyataan dan perilaku salah satu sivitas BRIN, meskipun ini adalah ranah pribadi yang bersangkutan," ujar Handoko.
Menurut Handoko, BRIN akan menggelar Sidang Majelis Etik ASN (Aparatur Sipil Negara) terhadap Andi Pangerang. Rencananya sidang akan digelar pada Rabu (26/4) besok.
Setelah sidang, proses akan dilanjutkan ke Majelis Hukum Disiplin PNS sesuai dengan PP 94 Tahun 2021.
"Langkah konfirmasi telah dilakukan untuk memastikan status APH adalah ASN di salah satu pusat riset BRIN. Sesuai regulasi yang berlaku BRIN akan memproses melalui Majelis Etik ASN," ungkap Handoko.
Dirinya kata Handoko juga telah mengeluarkan imbauan kepada seluruh periset BRIN, agar lebih bijak berkomentar dan menyampaikan pendapat di media sosial.
Komentar bernada ancaman yang dilakukan Andi Pangerang pada Senin (24/4) memicu kemarahan dan protes warga Muhammadiyah.
Pernyataan Andi mengomentari penyataan peneliti BRIN Thomad Jamaluddin, soal perbedaan metode penetapan hari Lebaran 2023.
Setelah mengakui perbuatan tersebut, Andi telah mengeluarkan permintaan maaf kepada seluruh warga Muhammadiyah.
"Saya berjanji tidak akan mengulangi perbuatan semacam ini lagi di waktu-waktu mendatang," ujarnya.
Info Haji 4 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Parlemen | 6 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu
Nasional | 5 hari yang lalu
Hukum | 4 hari yang lalu
Opini | 3 hari yang lalu
Opini | 4 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu