Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Unair Orla

Oleh: Dahlan Iskan
Sabtu, 06 Juli 2024 | 08:48 WIB
Demo pemecatan Prof Dr Budi Santoso di Unair. (Foto: Repro)
Demo pemecatan Prof Dr Budi Santoso di Unair. (Foto: Repro)

RAJAMEDIA.CO - Disway - SAYA mati kutu. Sumber berita saya kali ini pandai mengelak.
 

Waktu saya tanya soal keputusannya memberhentikan dekan fakultas kedokteran, Rektor Unair Prof Dr Muhammad Nasih justru balik bertanya: "sebaiknya bagaimana? Mohon saran dan nasihatnya, Pak Dahlan".
 

Saya memang bertanya: "apakah setelah didemo Kamis lalu Pak Rektor tetap pada keputusannya?" Saya pun mengejar lewat beberapa pertanyaan lain. Ia menjawab: "putusan saya itu demi kemajuan Unair."

 

Kabar baiknya: Jumat kemarin rektor mengundang tokoh-tokoh fakultas kedokteran. Termasuk guru besar yang sudah pensiun tapi masih tetap top: Prof Dr Ario Jatmiko.

 

Diundang pula koordinator lapangan demo: Dr dr Yan Efrata Sembiring. Ia ahli bedah jantung. Ketua program studi. Dr Yan ketua Program Studi Ilmu Bedah Torak Kardiak dan Vaskular.

 

Saya pun menghubungi dokter Yan. Ia lulus SMA di Medan, lalu kuliah di Unair.

 

"Ingin keluar dari Medan. Saya cari tahu, Unair hebat," katanya. Sampai jadi dokter spesialis pun di Unair. Lalu meraih gelar doktor di kampus yang sama.

 

Dalam penelitian untuk disertasinya, Dr Yan menemukan pembuluh darah pengganti untuk bedah jantung by pass. Sekitar 20 persen yang melakukan by pass kesulitan karena tidak ada pembuluh darahnya. Dokter Yan menemukan: pembuluh darah usus sapi bisa sebagai pengganti: dikombinasi dengan stem cell.

 

"Saya mengoordinasikan demo agar terarah. Tidak brutal," ujar Dr Yan. "Kalau sampai brutal kan mencoreng nama baik Unair," tambahnya.

 

Waktu bertemu rektor kemarin Dr Yan memperjuangkan aspirasi fakultas kedokteran. Yakni agar Prof Dr Budi Santoso direhabilitasi jabatannya sebagai dekan.

 

Saya juga menghubungi Prof Bus –panggilan Budi Santoso. Tidak direspons. Prof Bus sudah tiga tahun jadi dekan. Tahun depan masa jabatannya habis. Tidak mungkin dipilih lagi karena sudah 62 tahun.

 

Prof Bus memang sangat dicintai. Juga sangat berprestasi. Ranking kualitas fakultas kedokteran Unair naik terus. Kerja sama internasional juga terus bertambah.

 

Tapi yang jelas Prof Bus sangat humble. Tidak sok kuasa. Menghargai anak buah. Termasuk dalam melakukan pemanggilan nama. "Memanggil saya pun Bang Yan. Bukan dokter Yan," ujar Dr Yan.

 

Dr Yan adalah teman olahraga Prof Bus. Lari. Tiap Sabtu lari bersama. Dari fakultas kedokteran ke tengah kota. Pekan lalu sama-sama pula ikut maraton di Yogyakarta. Setengah maraton: 21 km. Keduanya sudah beberapa kali ikut half maraton. Termasuk di luar negeri. Prof Bus adalah ahli Spesialis Obstetri dan Ginekologi. Asli Unair.

 

Apakah dalam pertemuan hampir dua jam dengan rektor juga dibahas soal dokter asing?

 

"Tidak. Kami murni bicara soal Prof Bus," ujar Dr Yan.

 

Pemberhentian Prof Bus sebagai dekan memang terkait soal dokter asing. Prof Bus punya sikap menolak dokter asing.

 

Rektor sendiri tidak keberatan dengan sikap Prof Bus. Asal sebagai pribadi. Atau sebagai ketua asosiasi. Prof Bus adalah ketua AIPKI (Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia). Anggotanya 97 FK se-Indonesia.

 

Rektor keberatan kalau sikap itu diatasnamakan fakultas kedokteran Unair. Unair adalah perguruan tinggi milik negara. Harus mendukung program pemerintah.

 

Saya juga dihubungi Menkes Budi Sadikin. "Pak Dahlan, apa salah saya? Kok dikaitkan dengan pemberhentian dekan FK Unair," ujarnya.

 

"Terkait dekan FK Unair, terus terang saya tidak mengerti mengapa dikaitkan dengan Kemenkes. Kemenkes tidak membawahi Unair, tidak ada wewenang mengatur Unair. Saya juga tidak ada kontak dengan rektor, dan jujur juga tidak masalah dengan pernyataan dekan FK Unair itu. Bingung saja ada kejadian ini seakan saya intervensi ke Unair. Astaga".

 

Lalu, apakah jabatan Prof Bus akan dikembalikan?

 

"Kita lihat mana yang baik," ujar rektor.

 

Rektor Unair sendiri sangat berprestasi. Ia bukan dokter. Ia akuntan. Baru sekali ini Unair dipimpin seorang akuntan. Waktu masa jabatan pertamanya habis langsung tidak ada saingan untuk menjabat periode kedua.

 

Rektor ini juga dikenal sebagai Orla --orang Lamongan.rajamedia

Komentar:
BERITA LAINNYA
Foto-foto Wahyu Kokkang saat merawat ibunda yang ada di bukunya. [Disway]
Kokkang Ibunda
Kamis, 21 November 2024
Bersama Ign Harjito (jaket hitam). [Disway]
Bergodo Kebogiro
Rabu, 20 November 2024
Ilustrasi perjalanan Dahlan Iskan dari Hartford ke Chicago. [Disway]
Critical Parah
Selasa, 19 November 2024
Prasasti Iqra di Yale University. [Disway]
Tafsir Iqra
Senin, 18 November 2024
ersama para orang tua dan peserta yang mengikuti The World Scholar’s Cup Tournament of Champions. [Disway]
Medali Debat
Minggu, 17 November 2024
Elon Musk, Donald Trump and Vivek Ramaswamy. [Foto: Dok Getty Images]
Pemerintahan Sederhana
Sabtu, 16 November 2024