Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Soal Nota Diplomatik! Dirjen Haji: Bukan Teguran, Tapi Catatan Teknis yang Sudah Selesai!

Laporan: Tim Redaksi
Sabtu, 21 Juni 2025 | 19:30 WIB
Dirjen PHU Hilman Latief saat memberikan keterangan pers di Madinah - Foto: Dok Kemenag -
Dirjen PHU Hilman Latief saat memberikan keterangan pers di Madinah - Foto: Dok Kemenag -

RAJAMEDIA.CO - Madinah, Haji 2025 – Isu beredarnya Nota Diplomatik (Nodip) dari Duta Besar Arab Saudi di Jakarta terkait penyelenggaraan haji 1446 H/2025 M ramai jadi sorotan. Namun, Kementerian Agama RI menegaskan: tidak ada sanksi, tidak ada teguran, apalagi pengurangan kuota.
 

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief menegaskan, surat yang dikeluarkan pada 16 Juni 2025 itu adalah catatan teknis internal, ditujukan terbatas pada tiga pihak: Menteri Agama, Dirjen PHU, dan Direktur Timur Tengah di Kemlu RI.
 

“Ini surat tertutup yang sudah kami jawab langsung ke Kementerian Haji Saudi. Isinya masalah-masalah teknis yang sudah selesai bahkan sebelum puncak haji,” ujar Hilman di Madinah, Jumat (20/6/2025).
 

5 Poin Panas dalam Nota Diplomatik

 

1. Koherensi Data Jemaah
 

Masalah perbedaan data antara E-Haj, Siskohat, dan manifest penerbangan sempat terjadi. Ada nama-nama yang batal berangkat mendadak karena sakit atau wafat, sehingga diganti.
 

“Kalau pesawat sudah siap terbang, nggak mungkin dikosongin. Makanya diganti sesuai prosedur,” kata Hilman.
 

Data kemudian direkonsiliasi setiap hari antara Tim Haji Indonesia, Kementerian Haji, dan Syarikah.
 

2. Pergerakan Jemaah dari Madinah ke Makkah
 

Ada jemaah dalam satu penerbangan tapi beda syarikah, menyebabkan konfigurasinya beda saat pindah ke Makkah.
 

“Kami pakai minibus atau mobil kecil agar jemaah bisa tetap bergerak sesuai kelompoknya. Semua sudah disepakati dengan Kemenhaj,” tegas Hilman.

 

3. Penempatan Hotel Jemaah di Makkah
 

Ada jemaah yang pindah hotel agar bisa bersama pasangan atau keluarga meski beda syarikah. Sebagian melapor, sebagian tidak.
 

“Mayoritas tetap di hotel sesuai syarikah. Yang pindah untuk penggabungan keluarga dibolehkan dan dikoordinasikan,” jelasnya.
 

4. Isu Kesehatan dan Lansia
 

Jumlah jemaah lansia dan risiko tinggi (risti) cukup besar. Pemerintah Saudi berharap proses seleksi jemaah lebih ketat.
 

“Jangan paksakan ibadah sunah untuk lansia. KBIHU dan keluarga jemaah harus bijak,” kata Hilman.
Saudi ingin jemaah yang cuci darah atau sakit berat tidak diberangkatkan.”
 

5. Penyembelihan Hewan Dam
 

Ada masalah dengan pelaksanaan dam. Jemaah banyak yang menyembelih sendiri atau lewat RPH, padahal Saudi ingin semuanya lewat Adahi.
 

“Kita sudah tandatangani kontrak, tapi Adahi minta kepastian jumlah. Padahal sebagian jemaah sudah kadung pesan sendiri,” beber Hilman.
 

"Harga tinggi juga jadi persoalan. “Ini jadi bahan evaluasi penting untuk haji tahun depan,” tegasnya.

 

Surat Sudah, Masalah Selesai
 

Hilman menegaskan, semua poin dalam Nodip sudah dibahas dan diselesaikan bersama Kementerian Haji dan Syarikah Arab Saudi bahkan sebelum puncak haji. Ia meminta publik tidak membesar-besarkan dokumen diplomatik yang sifatnya internal dan teknis.
 

“Kami berterima kasih kepada Arab Saudi yang terus mendukung penyelenggaraan haji Indonesia. Semua tantangan berhasil diselesaikan. Jemaah pun sudah mulai kembali ke Tanah Air dengan lancar,” pungkasnya.

 

Sumber: Kemenagrajamedia

Komentar: