Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Indonesia Rentan Kebocoran Data, Begini Solusi Dari CEO Seclab

Laporan: Tim Redaksi
Kamis, 22 September 2022 | 08:40 WIB
Ilustrasi Hacker atau peretas/Net
Ilustrasi Hacker atau peretas/Net

Raja Media (RM), Keamanan - Perhatian terhadap keamanan siber di Indonesia masih sangat minim sebelum kasus pembocoran data dilakukan oleh peretas Bjorka.

Namun masalah itu bisa diatasi jika pemerintah dan perusahaan-perusahaan yang memegang data masyarakat juga terus berupaya memperkuat keamanan mereka.

Demikian disampaikan CEO Seclab Indonesia, Harry Adinanta, dikutip Raja Media Network (RMN) dari MNC Portal, Rabu, (21/9).

"Saat ini, kami terus mensosialiasikan pentingnya keamanan siber. Jadi, sebenarnya untuk rentan atau tidaknya bisa diatasi jika seluruh masyarakat sudah teredukasi dengan baik dalam mengamankan datanya,” ujar Harry.

Menurut Harry, scurity Lab juga sudah bekerja sama dengan perbankan, perusahaan telekomunikasi, dan pemerintahan.

"Jadi, sebenarnya pihak-pihak terkait bukannya tidak melakukan apa-apa, tapi sudah berusaha semaksimal mungkin," ujarnya.

Harry Adinanta juga mengingatkan bahwa seorang peretas juga terus mengasah kemampuan mereka. Bahkan di dalam komunitas ada semacam uji kompetensi.

"Ini akan meningkatkan level mereka," katanya.

Gandeng Peretas

Karena itu, kata Harry pemerintah dan perusahaan yang memegang data masyarakat harus dapat mengimbangi kemajuan pada peretas.

"Menggandeng para peretas di Indonesia yang tergabung dalam white hat hacker bisa menjadi solusi," katanyya.

"Saya sepakat jika pemerintah menggandeng mereka-mereka yang ahli di bidang keamanan siber, tapi juga kriminalnya. Para peretas yang jahat bisa dimanfaatkan oleh polisi agar memahami bagaimana cara mereka membocorkan data. Tapi, saya sebagai praktisi bagian security, ya ada baiknya pemerintah bisa menggandeng orang-orang baik,” kata Harry.

Selanjutnya kata Hary, emerintah Indonesia bisa memperbesar anggaran untuk meningkatkan keamanan siber.

Menurutnya, semakin penting data yang dilindungi maka memerlukan alat dan teknologi yang lebih canggih.

"Besar biaya yang dikeluarkan itu harus sesuai dengan risikonya. Misal, kita menghabiskan dana Rp 1 juta untuk mengamankan satu aset yang nilainya Rp 1.000, ini kita rugi,” ucap Harry.

"Jadi untuk biaya cyber security itu selalu dikaitkan dengan apa yang kita lindungi. Seberapa penting data yang dilindungai dan seberapa besar risikonya. Memang tidak terlihat murah, tapi itu sangat layak,” tambahnya.

Untuk hal minor, tapi sebenarnya memberikan dampak, Harry juga menegaskan hal tersebut perlu mendapatkan perhatian.rajamedia

Komentar: