Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Din Inisiasi Majelis Cendekiawan Madani Malaysia-Indonesia, Sidang Perdana Bulan Ini di KL

Laporan: Tim Redaksi
Selasa, 05 Agustus 2025 | 22:22 WIB
Sejumlah tokoh menghadiri Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Viabilitas Masyarakat dan Negara Madani di Era Modern" di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 5 Agustus 2025.
Sejumlah tokoh menghadiri Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Viabilitas Masyarakat dan Negara Madani di Era Modern" di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 5 Agustus 2025.

RAJAMEDIA.CO - Jakarta, Ormas -  Persidangan Perdana Majelis Cendekiawan Madani (MCM) Malaysia-Indonesia/Malindo akan digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 21-24 Agustus 2025 yang akan datang.

 

MCM dibentuk atas saran mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah M. Din Syamsuddin kepada PM Malaysia Dato' Seri Anwar Ibrahim sebagai wadah silaturahim dan silatulfikri para cendekiawan Muslim dari dua negara serumpun yang bertujuan untuk merumuskan Wawasan Masyarakat Madani guna diterapkan dalam konteks negara bangsa di Dunia Islam khususnya.

 

FGD jelang Sidang Perdana MCM Malindo

 

Menyongsong pelaksanaan Persidangan Perdana MCM Malindo tersebut, sejumlah cendekiawan muslim Indonesia menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Viabilitas Masyarakat dan Negara Madani di Era Modern” di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 5 Agustus 2025.

 

Selain Ketua Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) M. Din Syamsuddin dan Direktur Eksekutif CDCC Ahmad Fuad Fanani selaku pelaksana FGD, juga hadir sejumlah tokoh lainnya.

 

Antara lain Komaruddin Hidayat, Anwar Abbas, Hajriyanto Y. Thohari, Sudarnoto A. Hakim, Didik J. Rachbini, Zaitun Rasmin, Pipip Ahmad Rifai, Sadeli Karim, Agus Wicaksono, Sabriati Azis.

 

Hadir juga Dubes Malaysia untuk Indonesia TYT Dato' Syed Mohammad Hazrin Tengku Hussin, Atase Ugama Shamsuri Bin Ghazali, dan beberapa diplomat Malaysia.

 

Dalam FGD tersebut terungkap bahwa perwujudan masyarakat madani membawa optimisme dan pesimisme, yaitu antara dapat tercapai dan hanya tergapai. Yang pertama mengandung arti mimpi menjadi nyata, sedangkan yang kedua mimpi hanyalah hampa. 

 

Tiga Irisan Masyarakat Madani

 

Dalam FGD, mantan Rektor UIN Jakarta dan UIII Komaruddin Hidayat menjelaskan bahwa masyarakat madani sejak masa Nabi Muhammad memiliki tiga irisan nilai. Yaitu keagamaan, kebangsaan, dan peradaban. Perwujudannya pada era moderen harus menampilkan nilai-nilai etika pada tiga irisan (layers) itu.

 

Dalam konteks Indonesia, lanjut Ketua Dewan Pers Indonesia ini, perwujudan masyarakat madani menghadapi kendala kuatnya peran negara di hadapan masyarakat madani, sehingga elit agama pun sering tidak berkutik di hadapan kekuasaan politik.

 

Masyarakat Madani Sulit Terwujud di Malaysia dan Timteng

 

Ketua MUI Pusat Sudarnoto A. Hakim menambahkan bahwa dalam konteks Malaysia, perwujudan masyarakat madani menjadi tidak mudah karena adanya kendala perkauman atau perpuakan yang kuat. Padahal, kata pengamat Malaysia ini, masyarakat madani meniscayakan adanya persamaan dan kebersamaan antar kaum dan puak dalam masyarakat majemuk.

 

Sementara itu mantan Dubes RI untuk Lebanon Hajriyanto Y. Thohari memberi analisa viabilitas masyarakat madani di Timur Tengah yang dinilainya tidak kondusif baik karena faktor kekabilahan/etnisitas maupun sistem kekuasaan dan format pemerintahan yang ada. Yaitu sistem monarki yang kuat.

 

"Maka saya pesimis masyarakat madani dapat terwujud dalam latar sistem kekuasaan dan politik negara-negara Arab dewasa ini," ujar mantan Wakil Ketua MPR ini.

 

Mentransformasi Tantangan menjadi Peluang

 

Ketua CDCC M. Din Syamsuddin, yang menjadi moderator FGD, memberi catatan penutup bahwa perwujudan masyarakat madani di Malaysia dan Indonesia perlu tetap dicita-citakan walaupun kita harus responsif terhadap realitas dunia baru.

 

Pergeseran geostrategis, geopolitik dan geoekonomi dunia dewasa ini yang menjadikan kawasan Asia Pasifik sebagai episentrum pertumbuhan dan peradaban dunia memang membawa tantangan tapi juga peluang.

 

"Sikap kita yang terbaik adalah mentransformasi tantangan menjadi peluang. Hal ini antara lain meniscayakan penguatan masyarakat madani dan perbaikan rezim kekuasaan politik, yang berwujud pada kolaborasi positif dan konstruktif di antara kedua pihak," gagas Guru Besar Politik Islam Global UIN Jakarta itu.

 

PM Malaysia Diharapkan Buka Persidangan Perdana MCM Malindo

 

Pikiran-pikiran yang mengemuka dalam FGD ini akan dibawa oleh 40 anggota delegasi Indonesia ke Persidangan Perdana Majelis Cendekiawan Madani Malindo di Kuala Lumpur akhir Agustus ini.

 

Persidangan MCM Malindo, yang diikuti 99 cendekiawan (59 dari tuan rumah dan 40 dari delegasi tamu), diharapkan berlangsung setiap tahun secara bergantian di Malaysia dan Indonesia.

 

Persidangan perdana di Kuala Lumpur, yang diorganisasikan oleh Institut Kemajun Islam Malaysia (IKIM), diharapkan dapat dibuka oleh PM Malaysia Dato' Seri Anwar Ibrahim di Putra Jaya.

 rajamedia

Komentar: