Cocok Berpasangan Dengan Puan, Fahri Hamzah Bisa Rebut Suara Pemilih Rasional
Raja Media (RM), Politik - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah dianggap memiliki peluang besar untuk jadi Calon Wakil Presiden dibanding Calon Presiden di Pemilu 2024
Begitu disampaikan Direktur eksekutif Gerilya Institute, Subkhan Agung S menanggapi tersebarnya rekaman Fahri Hamzah terkait dengan kesiapannya mencalonkan diri sebagai Calon Presiden pada 2024 mendatang.
Menu Subkhan keinginan Fahri Hamzah menjadi Capres tidak mungkin terjadi, sebab Partai Gelora tidak memiliki tiket. Namun demikan, dia menilai Fahri Hamzah tetap memiliki peluang dalam Pilpres 2024 mendatang sebagai Cawapres
"Seperti analisa sebelumnya, Fahri cocoknya jadi pasangannya Puan Maharani," ujar Subkhan kepada redaksi Raja Media Network (RMN), Sabtu (14/1).
Walau Partai baru, kata Subkhan, Partai Gelora juga memiliki mesin politik yang sudah diuji coba pada Pilkada serentak lalu, dengan mengikuti 205 perhelatan pilkada dengan mencatatkan kemenangan di 177 wilayah.
Untuk itu, kata Subhkan komposisi Puan Maharani dan Fahri Hamzah, dinilai dapat memberikan warna tersendiri dalam konstestasi Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) pada 2024 mendatang.
"Keduanya akan saling mengisi, tepatnya Puan - Fahri ini komposisi Nasionalis dan Agamais, dianggap sebagai jalan keluar di tengah terjadinya polarisasi akibat munculnya pemanfaatan politik identitas," ujarnya.
Pasangan Puan-Fahri kata Subkhan berpeluang meraup suara pemilih rasional yang berpikir kedepan untuk mencari sosok pasangan Capres dan Cawapres yang dapat membawa Indonesia keluar dari ancaman resesi ekonomi.
"Komposisi ini akan memperkokoh legitimasi sosok kenegarawan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, sebagai putri Bung Karno yang mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa,"terangnya.
Peran Megawati
Subkhan mengingatkan agar Megawati tidak hanya menjadikan elektoral Bakal Calon Presiden (Bacapres) sebagai indikator calon yang akan diusung PDIP. Sebab, ada instrument lainnya yang dapat memperkuat peraihan perolehan suara pada perhelatan pilpres 2024 mendatang. Salah satunya, adalah komposisi Bacapres dan Cawapres.
Lanjut Subkhan, hari ini suasana politik nasional dihadapkan dengan gaya politik identitas yang bakal menggerus rasa persatuan dan kesatuan bangsa, tentu ini tidak bagus untuk masa depan Indonesia.
Karena itu, Megawati harus berani mengambil langkah strategis untuk menyelamatkan Indonesia dari politik pecah belah. Agar rakyat dapat memililh Bacapres alternatif yang tidak ikut dalam kegiatan politik identitas.
“Rakyat hari ini, telah disuguhkan oleh para Bacapres yang sudah diidentifikasikan sebagai perwakilan kelompok-kelompok dengan identitas suku, agama dan ras (SARA) tertentu. Saya tidak melihat, ada pilihan Bacapres yang hadir dengan identitas tunggal dan pemersatu yakni identitas Indonesia. Saya yakin, jika Megawati berani menghadirkan pilihan baru yakni Bacapres dengan rasa identitas Indonesia, maka Bacapres yang bakal diusung oleh PDIP akan meraup ceruk suara rakyat yang merindukan rasa persatuan bangsa,” paparnya.
Adapun indentitas Indonesia yang dimaksud oleh Subkhan, adalah identitas bangsa Indonesia yang diikat dengan ideologi Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.
“Mungkin banyak dari kita yang lupa, bahwa sejak deklarasi Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, sejatinya keragaman SARA disepakati sebagai anugerah bangsa Indonesia, dan keragaman SARA sudah tidak lagi diperdebakan dalam identitas politik dan sendi-sendi kehidupan berbangsa serta bertanah air. Kekuatan persatuan inilah yang mengantarkan bangsa Indonesia sebagai kekuatan rakyat nasional menuju kemerdekaan bangsa Indonesia untuk membentuk sebuah negara yang diakui dunia,” jelasnya.
Hapus Stigma Politik Identitas
Komposisi Puan Maharani dan Fahri Hamzah, menurutnya, adalah komposisi ideal untuk memberangus politik identitas dalam kompetisi Pilpres 2024 mendatang.
“Politik identitas itu kan adalah cara malas ellit politik dan partai politik untuk meraup suara rakyat. Mereka sengaja membuat polarisasi untuk membentuk pemilih emosional. Sebab itu, Bacapres yang disuguhkan hari ini sengaja dilekatkan pada kelompok-kelompok SARA tertentu," ujarnya.
"Saya melihat Puan Maharani adalah sosok Bacapres yang tidak dilekatkan pada kelompok identitas SARA tertentu. Begitupun dengan Fahri Hamzah yang sedang melawan politik identitas. Sehingga dengan diduetkannya Puan Maharani dengan Fahri Hamzah, akan mengambil ruang ceruk suara rasional pemilih,” sambungnya.
Terlebih kata Subkhan PDIP punya modal tiket untuk menyalonkan Bacapres dan Bacawapres, sehingga komposisi pasangan ini dapat direalisasikan.
Selain itu, PDIP juga memiliki modal elektoral sebagai partai tertinggi dibandingan partai politik lainnya, yang memungkinkan mesin partai PDIP dapat dipacu secara optimal sebagai penopang elektoral keberhasilan Bacapres yang bakal diusungnya.
“Begitu pun dengan Partai Gelora, walaupun ini partai baru, tapi Gelora sudah menguji coba mesin politiknya saat Pilkada serentak dari 270 wilayah, Partai Gelora telah mengikuti 205 perhelatan pilkada dengan mencatatkan kemenangan di 177 wilayah,” ucapnya.
"Komposisi Puan Maharani dan Fahri Hamzah, akan semakin mengukuhkan jati diri PDIP sebagai partai berideologi Pancasila yang mengedepankan persatuan rakyat nasional," demikian tutup Subkhan.
Info Haji 6 hari yang lalu
Hukum | 6 hari yang lalu
Gaya Hidup | 5 hari yang lalu
Opini | 5 hari yang lalu
Opini | 6 hari yang lalu
Hukum | 4 hari yang lalu
Hukum | 4 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Hukum | 6 hari yang lalu
Parlemen | 6 hari yang lalu