Jawaban Elegan Airin Saat Diserang Politik Dinasti
RAJAMEDIA.CO - Pilkada Banten - Kepemimpinan bukan hanya soal keturunan, tetapi juga tentang pengetahuan, kemampuan, dan kemauan keras.
Begitu disampaikan bakal calon gubernur Banten Airin Rachmi Diany meluruskan soal isu dinasti politik, yang kerap menjadi bahan kampanye hitam buat dirinya.
"Kepemimpinan itu bukan hanya keturunan dan kewarisan, tapi bagaimana pengetahuan, kemampuan, kecakapan, dan kerasnya kemauan sama tujuan kita, tekad kita,” ujar Airin dikutip Sabtu (14/9).
Bacagub Banten Airin Rachmi Diany gencar turun ke lapangan jauh sebelelum Pilkada dimulai. [Foto: AMR.RMB]
Doktor lulusan Universitas Padjajaran itu mengatakan, perjalanan politiknya tidak semata-mata berjalan mulus hanya karena latar belakang keluarga.
"Menjadi pemimpin membutuhkan tekad yang kuat dan kegigihan dalam menghadapi tantangan," ujarnya.
"Kalau saya sudah belum apa-apa sudah nyerah, mungkin saya enggak duduk di sini, enggak jadi bakal calon,” sambungnya.
Diketahui, Airin sering dikaitkan bagian dari dinasti politik di Banten terutama dengan hubungan keluarganya. Airin sendiri merupakan istri dari Tubagus Chaeri Wardana - Wawan - yang merupakan adik kandung Ratu Atut.
Kemudian, Ratu Atut Chosiah adalah mantan Gubernur Banten yang memimpin selama dua periode (2007–2014) sebelum tersandung kasus korupsi.
Baik Wawan (suami Airin) dan Ratu Atut (kaka Ipar) merupakan anak putra jawara Banten yang sangat terkenal bernama Chasan Sochib.
Nama Chasan sudah bersinar dari zaman Orde Baru. Pada 1967, Chasan sudah menjadi penyuplai kebutuhan logistik tentara Divisi Siliwangi.
Jawara Banten ini kerap memenangi kontrak proyek pembangunan pasar dan jalan di Banten.
Chasan juga ditetapkan sebagai pemimpin tak formal yang berafiliasi dengan Golkar.
Airin melaju mencalonkan diri di Pilgub Banten lewat PDIP ---
Hampir batal maju
Airin mengungkapkan sempat ada orang yang memintanya agar tidak maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Banten 2024.
Orang tersebut menyatakan Airin sebaiknya tidak mencalonkan diri dalam kontestasi politik itu demi kepentingan yang lebih besar.
"Ada permintaan untuk 'kalau bisa enggak maju ya'," kata Airin.
"Kepentingan nasional katanya, untuk kepentingan nasional yang lebih luas," kata Airin menyebut alasan dari orang yang memintanya tidak mencalonkan diri.
Airi tidak mengungkapkan orang yang memintanya tidak mencalonkan diri dalam Pilkada Banten.
Mantan Walikota Tangerang Selatan dua periode itu mengatakan, tidak mungkin baginya untuk tiba-tiba berhenti dalam proses pencalonan.
"Banyak orang yang sudah terlibat dalam upayanya untuk menjadi calon gubernur. Kalau tiba-tiba berhenti, apa yang harus saya sampaikan?" ujar Airin.
Diketahui, Ketika tingkat keterpilihan sampai 70 persen menurut lembaga survei, tapi Airin hampir batal menjadi calon gubernur Banten.
Itu karena hampir seluruh partai politik yang bisa mengusung calon mendukung pasangan Andra Soni dan Achmad Dimyati Natakusumah, termasuk partai politik Airin yaitu Golkar.
Nasib baik, tetiba keluar putusan Mahkamah Kontitusi yang memperkecil ambang batas pencalonan dalam Pilkada.
Airin tidak berpikir lama mencalonkan diri dengan dukungan dari PDIP berpasangan dengan kader Banten yang saat ini menjabat Ketua DPD PDIP Banten.
Golkar pun kebakaran jenggot dan balik badan mendukung Airin.
Politik | 6 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Dunia | 5 hari yang lalu
Hukum | 4 hari yang lalu
Politik | 4 hari yang lalu
Parlemen | 4 hari yang lalu
Parlemen | 3 hari yang lalu
Opini | 5 hari yang lalu