Arah Baru IKALUIN Jakarta: Wujudkan Atau Sekadar Gembar-Gembor?

RAJAMEDIA.CO - IKALUIN Jakarta, organisasi alumni UIN Syarif Hidayatullah, kini memasuki babak baru dengan kepengurusan kedua periode 2025–2029.
Di bawah pimpinan Dr. H. TB Ace Hasan Syadzily, M.Si. sebagai Ketua Umum dan mungkin tetap Rizaluddin Kurniawan, M.Si. sebagai Sekretaris Jenderal (bocoran SK), organisasi ini diharapkan dapat menunjukkan perubahan yang segar dan transformatif.
Namun, apakah ini sekadar gembar-gembor yang akhirnya hilang begitu saja, ataukah akan menjadi langkah nyata menuju arah baru yang lebih progresif?
Kepemimpinan dan Latar Belakang Pengurus
Kepengurusan kali ini memang membawa dua tokoh yang sudah tidak asing di dunia politik dan organisasi. Dr. H. TB Ace Hasan Syadzily, M.Si., seorang politisi yang sudah lama berkecimpung di dunia legislatif, terbilang memiliki pengalaman luas.
Lahir di Pandeglang, Banten, pada 19 September 1976, Ace Hasan Syadzily adalah alumnus UIN Jakarta yang melanjutkan studi hingga meraih gelar Doktor Ilmu Pemerintahan dari Universitas Padjadjaran.
Selain menjadi anggota DPR RI selama beberapa periode, Ace juga menjabat sebagai Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Republik Indonesia. Pengalaman dan jaringan luasnya tentu menjadi modal besar dalam memimpin IKALUIN Jakarta.
Sedangkan Rizaluddin Kurniawan, M.Si., yang menjabat, memiliki latar belakang yang cukup berbeda. Sebelum terjun ke dunia organisasi, Rizaluddin adalah seorang aktivis dan produser film.
Kini, ia berperan sebagai Komisioner di Badan Amil Zakat Nasional pusat (Baznas RI).
Karirnya yang beragam, mulai dari dunia seni hingga keagamaan, memberikan perspektif luas dalam memimpin organisasi sekelas IKALUIN Jakarta.
Sebagai Sekjen, Rizaluddin bertugas memastikan agar organisasi tetap berjalan dengan lancar dan relevan dengan kebutuhan alumni.
Struktur Gemuk
Dengan banyaknya alumni yang terlibat dalam pengurus, struktur IKALUIN Jakarta kini bisa dibilang cukup gemuk.
Ribuan nama tercantum dalam (bocoran) SK pengurus, namun dengan banyaknya orang yang terlibat, muncul pertanyaan besar: apakah organisasi ini akan menjadi lebih gesit dan efisien, atau justru menjadi terhambat oleh birokrasi yang berlarut-larut?
Pengurus yang banyak sering kali menciptakan fragmentasi. Alih-alih mempererat kerjasama, jumlah pengurus yang banyak justru berpotensi menimbulkan ketidaksepahaman, persaingan internal, dan koordinasi yang buruk.
Pengurus yang banyak tidak selalu menjamin kontribusi yang besar. Maka, pertanyaannya adalah, apakah organisasi ini siap menghadapi tantangan besar tersebut atau justru terjebak dalam rutinitas yang tidak produktif?
Atau argumentasi karena ini organisasi Alumni.
Visi yang Menunggu Aksi, Bukan Janji
Visi IKALUIN Jakarta untuk periode 2025-2029 belum secara eksplisit diumumkan. Namun, berdasarkan informasi sebelumnya, beberapa tujuan utama yang mungkin diusung adalah memperkuat peran alumni, mendukung peningkatan kualitas UIN Jakarta, dan membantu alumni dalam meningkatkan kemampuan mereka.
Semua itu terdengar sangat ideal, namun seberapa jauh hal tersebut bisa terwujud jika hanya sekadar menjadi angan-angan tanpa implementasi yang konkret?
Di era digital ini, harapan alumni semakin besar. Mereka tak lagi ingin hanya sekadar menghadiri acara seremonial atau pertemuan tatap muka.
Mereka ingin adanya platform yang bisa menghubungkan alumni dengan cara yang lebih modern, efisien, dan tentu saja relevan dengan kebutuhan mereka.
Jika IKALUIN tidak dapat bergerak mengikuti zaman, maka ia akan tertinggal, dan alumni yang lebih dinamis bisa beralih ke forum lain yang lebih memenuhi ekspektasi mereka.
Solusi: Lebih dari Sekadar Janji
Lalu, bagaimana solusi bagi IKALUIN Jakarta? Transformasi digital adalah langkah pertama yang harus diambil.
Platform komunikasi yang lebih canggih dan terbuka akan memungkinkan alumni untuk lebih mudah terhubung dan berkolaborasi, tanpa terhambat oleh jarak dan waktu.
Dengan demikian, IKALUIN bisa menjadi tempat yang lebih bermanfaat, tak hanya untuk reuni atau nostalgia semata.
Selain itu, program-program pemberdayaan alumni harus lebih terarah. Alih-alih hanya menawarkan beasiswa atau penghargaan, IKALUIN bisa menciptakan program mentoring, peluang kerja, atau bahkan kolaborasi bisnis antara alumni.
Dengan memanfaatkan jaringan luas yang dimiliki, organisasi ini bisa menjadi penggerak perubahan yang nyata, bukan sekadar pemanis acara.
Program sosial yang melibatkan alumni dalam kegiatan nyata untuk masyarakat juga sangat penting. Dalam konteks ini, IKALUIN Jakarta dapat mengorganisir kegiatan yang lebih berdampak, seperti program bantuan pendidikan, pengentasan kemiskinan, atau kolaborasi untuk membangun desa-desa yang kurang berkembang.
Waktu Tidak Menunggu
Pengurus IKALUIN Jakarta, terutama TB Ace Hasan Syadzily dan Rizaluddin Kurniawan, harus segera bergerak. Waktu tidak akan menunggu, dan alumni tidak akan terus menunggu janji kosong.
Tanpa aksi nyata, alumni akan skeptis terhadap organisasi ini. Karena itu, pengurus harus mampu menyusun langkah-langkah konkret untuk menjadikan IKALUIN sebagai kekuatan yang berguna dan relevan dalam dunia yang serba cepat ini.
Arah Baru? Itu Tergantung Kita Semua
IKALUIN Jakarta bisa menjadi organisasi yang mengubah wajah alumni UIN Syarif Hidayatullah jika kita semua bergerak bersama.
Jangan hanya menunggu janji, mari wujudkan aksi nyata. Jika kita bisa saling mendukung dan berkolaborasi, IKALUIN Jakarta akan menjadi kekuatan yang lebih besar dari sekadar seremonial belaka.
Tapi jika pengurus dan alumni hanya terjebak dalam rutinitas yang tidak produktif, maka kita akan berbicara tentang potensi yang tidak pernah terealisasi.
Saatnya kita menilai, apakah pengurus siap mewujudkan visi besar ini, atau hanya berputar-putar dalam rutinitas yang tanpa makna?
Semua tergantung pada bagaimana kita mengambil langkah pertama yang tepat dan membawa organisasi ini menuju masa depan yang lebih cerah.
Wallahualam bis Shawab.
*Penulis: Alumni IKALUIN Jakarta 97, Fakultas Dakwah/Komunikasi Penyiaran Islam
Hukum | 4 hari yang lalu
Ekbis | 2 hari yang lalu
Daerah | 1 hari yang lalu
Hukum | 1 hari yang lalu
Opini | 6 hari yang lalu
Politik | 4 hari yang lalu
Politik | 3 hari yang lalu
Politik | 6 hari yang lalu
Nasional | 5 hari yang lalu