Politik

Info Haji

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Peristiwa

Galeri

Otomotif

Olahraga

Opini

Daerah

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Calon Dewan

Indeks

Dokter Forensik RS Bhayangkara Medan Ungkap Rico Sempurna Pasaribu Masih Hidup Saat Rumah Dibakar

Laporan: Tim Redaksi
Selasa, 09 Juli 2024 | 11:23 WIB
Dokter Forensik RS Bhayangkara TK II Medan dr Ismurizal membeberkan korban wartawan Rico Pasaribu dan keluarga meninggal terbakar. (Foto: Dok Humas Polri)
Dokter Forensik RS Bhayangkara TK II Medan dr Ismurizal membeberkan korban wartawan Rico Pasaribu dan keluarga meninggal terbakar. (Foto: Dok Humas Polri)

RAJAMEDIA.CO - Hukrim, Tanah Karo - Misteri korban Rico Sempurna Pasaribu beserta istrinya, Efprida Boru Ginting, anaknya SP (13), dan cucu LS (3), yang disinyalir dibunuh baru dibakar rumahnya, pada Kamis dinihari (27/6/2024) di Jalan Nibung Surbakti, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara (Sumut), berhasil diungkap Polda Sumut.

 

Polisi mengungkap keempat korban tidak dibunuh oleh siapapun sebelum rumah mereka huni dibakar. Ada  dua eksekutor berinisial RAS dan YT yang membakar rumah Rico.

 

"Keempat korban masih hidup sebelum meninggal terbakar. Keempatnya menghirup material kebakaran dikuatkan dengan ditemukannya jelaga di dalam tubuh korban," ujar Dokter Forensik RS Bhayangkara TK II Medan dr Ismurizal, mengutip laman mediahub.polri.go.id, Selasa (9/7).

 

“Keempatnya mengalami luka bakar maksimal dengan tingkatan atau grade 6, dimana organ di dalam tubuhnya sudah keluar di beberapa bagian tubuhnya,” sambungnya

 

Lebih lanjut, jenazah keempat korban juga mengalami kepala sudah meletus dan tulang patah, luka cukup maksimal.

 

Memperkuat, Kapolda Sumut, Komjen Pol Agung Setya Imam Effendi, mengatakan dokter forensik juga menemukan jelaga di saluran pernafasan dan pencernaan keempat korban. Tak hanya itu, jenazah tidak dapat dilakukan cek narkoba karena bagian dalam tubuh jenazah sudah menyatu dan tidak ditemukan urine.

 

"Metode pengungkapan kasus seperti ini, laboratorium forensik, dikenal dengan Scientific Crime Investigation (CSI). Pengungkapan secara ilmiah," jelas jenderal bintang 3 tersebut.

 

Dikatakan Agung,  Scientific Crime Investigation merupakan metode memadukan antara teknik prosedur, dan teori ilmiah untuk mengumpulkan bukti dalam melawan kejahatan dan memenuhi kebutuhan hukum. 

 

“Metode ini digunakan agar polisi mendapatkan kesimpulan berdasarkan keidentikan dari berbagai sudut pandang disiplin keilmuan, sehingga penyebab kebakaran itu dapat terungkap secara terang-benerang,” ujarnya..

 

Jenderal bintang tiga itu  jugamengatakan, penyidik juga menemukan 2 botol bekas minuman mineral yang digunakan untuk menyiramkan BBM jenis Pertalite dicampur solar, abu bekas pembakaran atau jelaga, termasuk siapa saja keduanya berkomunikasi.

 

"Kita periksa dan analisa bukti-bukti kita temukan tersebut secara ilmiah untuk dilakukan identifikasi hingga akhirnya diambil kesimpulan siapa pelaku pembakaran," demikian Komjen Pol Agung Setya.rajamedia

Komentar: